Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menggairahkan Pers Nasional untuk Terus Berjaya

13 Februari 2023   19:21 Diperbarui: 13 Februari 2023   19:25 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memperingati Hari Pers Nasional setiap tanggal 9 Februari menjadi perhatian serius bagi kita terutama pemerintah. Harus dipahami bahwa pers nasional harus tetap hidup dan berkembang. Jangan sampai pers nasional tutup atau tidak lagi mengudara dan menyajikan informasi terpercaya.

Miris, ketika pers kita lesu dikarenakan penopang hidupnya pers seperti iklan semakin berkurang. Patut diketahui, keberlangsungan perusahaan pers selama ini ditopang dua sumber pendapatan yang utama, yaitu dari iklan dan pemasukan dari pelanggan. Dalam publikasi Reuters Institute yang berjudul "Journalism, Media, and Technology Trends and Predictions 2023" disebutkan, 80 persen perusahaan pers di dunia masih mengandalkan pendapatan utama dari iklan. 

Namun, porsi belanja iklan global telah bergeser. Hal ini tampak dari data UNESCO pada periode 2010-2021. Satu dekade silam televisi menjadi primadona para pengiklan dengan meraup 36,7 persen dari nilai belanja iklan dunia. Selanjutnya koran cetak 22, 9 persen, platform internet dan digital 14,8 persen serta majalah 10,3 persen.

Dilansir dari KOMPAS ID, kini, pembagian kue berubah drastis. Kanal digital pada 2021 menguasai separuh pangsa iklan global. Mayoritas mengalir ke raksasa perusahaan teknologi dunia, seperti Google dan Meta. Sisanya terbagi pada televisi 28,1 persen, koran cetak 5,7 persen dan majalah 3,3 persen.

Pers kita kalah dengan platform-platform asing sehingga pengiklan lebih memilih memasang iklan ke platform asing. Seharusnya, iklan asli Indonesia harus memasang iklan ke pers nasional agar keberlangsungan pers nasional tetap berjalan.

Untuk menggairahkan Pers Nasional ada beberapa cara yang dapat kita lakukan 

Pertama, penting sekali para pengiklan diajak untuk lebih mengutamakan menanamkan iklan ke pers nasional bukan platform asing. Jika tidak begitu, pers perlahan akan punah sehingga hal tersebut sangatlah merugikan.

Kedua, berita atau konten dalam sebuah media online maupun cetak harus terus berkualitas dan punya nilai tambah. Hal itu yang membuat audiens mau untuk menanamkan iklan ke sebuah media. Dan, para audiens pun diharapkan untuk mengutamakan media nasional daripada media asing.

Ketiga, menyebarluaskan berita sebuah media untuk menambah daya tarik pembaca. Begitu relevan ketika sebuah media memiliki kualitas konten atau berita yang menarik dan edukasi, akan meningkatkan banyaknya pembaca. Karena banyaknya pembaca itulah yang membuat pengiklan mau menanamkan iklan di sebuah media.

Berdasarkan itu, media juga harus terus meningkatkan kualitas berita atau kontennya. Dengan begitu akan banyak iklan yang masuk ke media nasional. Dan, pemerintah juga harus punya kebijakan yang mendukung dan mengutamakan keberlangsungan dunia pers lebih bergairah. Kita berharap pers nasional masih tetap ada dan mengudara. Semua pihak harus mendukung hal tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun