Selesai acara pemberkatan perkawinan dan acara adat kakak saya bersama pasangannya (lae saya), keesokan harinya kami keluarga besar memilih untuk menghabiskan waktu untuk bersama berfoto dan berwisata di pusat kota Jakarta.
Ada beberapa tempat yang kami kunjungi yakni, Monumen Nasional, Balai Kota DKI Jakarta dan juga Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Sebenarnya masih banyak tempat yang harus kami kunjungi, akan tetapi waktu tidak memungkinkan karena dua hari kedepan kami harus berpisah atau pulang ke rumah masing-masing.
Ketiga tempat itu saja sudah sangat membuat hati bergembira dan kebersamaan kami yang terasa begitu hangat. Tentu, kebersamaan itu akan jadi kenangan yang tak terlupakan.
Monas merupakan tempat bersejarah yang tentunya setiap pendatang dari luar provinsi DKI Jakarta akan berduyun-duyun berfoto disana.
Kebetulan kami berfoto di luar gerbang masuk Monas karena selama pandemi Covid-19 Monas tidak dibuka untuk umum. Jadi jarak berfoto kami bukanlah dari dalam Monas.
Kami begitu sangat bergembira dan ceria ketika berkunjung dan berfoto di Monas. Betapa tidak, kebanyakan dari kami belum pernah berfoto di Monas, terkecuali saya dan dua saudara lainnya.
Tentu kami tidak akan melupakan Monas yang begitu indah dan menjadi primadona bagi masyarakat yang berkunjung ke DKI Jakarta. Penulis sendiri merasa bangga bahwa kami bisa berfoto bersama di Monas dan akan jadi kenangan yang tak akan terlupakan. Semoga bisa kembali kesana.
Setelah dari Monas, kami berjalan kaki ke Balai Kota DKI Jakarta dimana disana kantor Pak Anies Baswedan. Tidak butuh waktu lama karena jaraknya tidak terlalu jauh dari Monas.
Rasa lelah tidak kami rasakan meski terik matahari yang panas menyapa kulit. Tetap saja kami bersukacita untuk berfoto di Balai Kota DKI Jakarta.
Bukan itu saja, semua foto yang ada pada kami akan disimpan di media sosial atau di-posting di media sosial sebagai kenangan yang tak terlupakan.
Namun, ketika kami sampai, ada petugas yang melarang untuk berfoto lebih dekat dengan istana dan ada juga TNI yang berjaga disana sehingga cuma foto saya saja yang tersimpan di memori telepon ini.
Ada beberapa foto lagi bersama keluarga tetapi tidak tersimpan di memori telepon saya, akan tetapi di memori telepon lain.
Selanjutnya, kami berfoto di tempat terakhir yakni Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Kita ketahui tempat ini sudah dikelola oleh Sekretariat Negara. TMII juga sebagai miniatur budaya Indonesia, dimana berbagai rumah adat, baju adat dan budaya lainnya ada disana dan tempat bersejarah lainnya. Di tempat ini kami paling banyak berfoto bersama dan menghabiskan waktu disini. Tempatnya juga dekat dengan tempat kediaman kami.
Foto diatas adalah ketika kami berfoto di rumah adat Sumatera Barat di kawasan TMII. Tempat begitu indah seperti dalam foto tersebut.
Ini menandakan bahwa rumah adat Sumatera Utara tidak dirawat atau dikelola dengan baik. Kebetulan saya bertanya kepada keluarga yang tinggal disana bahwa biasanya perawatan rumah adat di TMII bisa dari pengelola maupun masyarakat yang berkenan merawatnya. Namun, sangat disayangkan bahwa rumah adat Sumatera Utara seperti tidak terawat. Semoga pemerintah bisa memperhatikan tempat itu.
Tetapi, tetap saja kebersamaan yang diabadikan dengan berfoto tidak boleh dilewatkan karena itu akan jadi kenangan. Memang, jujur saja, masih banyak tempat lainnya di TMII yang belum kami kunjungi karena kelelahan yang dirasakan.
Tapi, kami tetap mengucap syukur atas kebersamaan ini yang akan jadi kenangan yang tak terlupakan. Semoga saja di waktu akan datang kami bisa mengelilingi TMII dan berfoto disana serta tempat lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H