Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mencermati Surat Wasiat Pelaku Bom Bunuh Diri di Katedral Makassar

31 Maret 2021   07:51 Diperbarui: 31 Maret 2021   07:57 2925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah terjadinya bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu 28/3 kemarin, pihak tim Densus 88 Mabes Polri bersama tim gabungan menggeledah rumah pelaku di Jalan Tinumbu Lorong 1, Kecamatan Bontoala, Makassar.

Tim menemukan secarik surat wasiat pelaku L (26) yang berisikan permohonan maaf L kepada ibunya dan adiknya.

Singkatnya, dia berpesan kepada ibunya untuk tidak meninggalkan shalat dan tidak meminjam uang di bank karena hal itu merupakan riba. L juga lalu memberikan uang tabungannya Rp. 2.350.000 untuk membayar utang ibu di bank. L juga mengaku menempuh jalan itu (bom bunuh diri) untuk menyelamatkan keluarganya (Kompas.com, 30/3).

Dari isi surat wasiat itu kita bisa mencermati bahwa L mempunyai niat tersendiri dalam melakukan bom bunuh diri tersebut. Kalau kita cermati ada niatan melakukan bom bunuh diri karena adanya utang keluarga.

Namun, tidak masuk akal juga bila bom bunuh diri di Gereja Katedral dilakukan atas dasar itu. Persoalannya, bom bunuh diri bukanlah hal yang diizinkan di negeri kita.

Salah sekali bila atas dasar itu si pelaku melakukan bom bunuh diri. Namun demikian, kita harus  memastikan niat sesungguhnya dari pelaku dengan investigasi lebih lanjut dari pihak kepolisian.

Cuma, kita harus menyadari bahwa jika ada masalah dalam keluarga baik itu masalah utang piutang atau masalah ekonomi dan masalah lainnya, sudah sepatutnya kita tidak melakukan upaya keji dan terlarang yakni melakukan bom bunuh diri dengan menghilangkan nyawa orang lain dan melakukan kekerasan terhadap orang lain.

Kita harus bisa belajar dari kejadian bom bunuh diri ini dengan membina selalu semangat persatuan dan kesatuan. Kita harus memahami ajaran agama dengan baik dan benar. Jangan salah menafsirkan dan salah mengerti nilai-nilai agama yang kita percaya dan anut.

Sampai kapanpun aksi teror tidak diizinkan di negeri ini. Apapun alasannya bahwa aksi teror harus dilawan dan dikecam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun