Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Memahami Pernyataan Dokter Tirta Beda Perlakuan Kerumunan Rizieq dan Gibran

18 November 2020   19:44 Diperbarui: 18 November 2020   19:53 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

Akibat dari kerumunan acara pernikahan anak Rizieq Shihab sepertinya makin mendapat sorotan publik yang makin tajam. Bukan hanya pencopotan dua Kapolda dan beberapa Kapolres saja, tetapi masalah kerumunan dalam acara Rizieq dibandingkan dengan penindakan pilkada di Solo, yakni saat kerumunan juga terjadi saat anak presiden Jokowi Gibran Rakabuming mendaftar ke KPU Solo menjadi calon walikota Solo.

Relawan peduli Pencegahan Covid-19 Dokter Tirta Mandira Hudhi menilai seharusnya pemerintah bersikap tegas kepada semua pelanggar protokol kesehatan Covid-19. Ia membandingkan sikap pemerintah terhadap kerumunan Rizieq Shihab dan kerumunan anak Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming saat mendaftar sebagai calon walikota Solo.

Tirta mengatakan, seharusnya pemerintah tidak hanya mempersoalkan Kerumunan Rizieq karena hal yang sama juga terjadi pada Gibran di Solo (CNN Indonesia.com, 18/11).

Penulis pribadi dan kita juga pasti memahami maksud dari dokter Tirta tersebut agar pemerintah benar-benar tegas kepada siapa saja pelanggar protokol kesehatan. Makin tegas pemerintah maka akan baik tentunya dalam proses penanganan Covid-19.

Apa yang disampaikan dokter Tirta patut juga jadi masukan buat pemerintah kita agar benar-benar tegas kepada siapa saja pelanggar protokol kesehatan tanpa ada pilih kasih.

Karena satu kerumunan terjadi dapat menimbulkan kerumunan yang baru dan perspektif masyarakat juga pasti akan berpikiran si A melanggar protokol kesehatan ditindak tapi si B melanggar tidak ditindak.

Hingga akhirnya, ada pembandingan maupun ikut-ikutan melanggar protokol kesehatan. Oleh karena itu, penting menghindari pemikiran dan tindakan seperti itu maka pemerintah harus tegas kepada siapapun melanggar protokol kesehatan. Itu penting tentunya.

Selanjutnya, kita perlu memahami juga bahwa jika ada yang bertindak jelek maka jangan dicontoh atau diikuti. Jika ada pihak yang melanggar protokol kesehatan patutnya tidak dicontoh.

Misal kata dokter Tirta bahwa saat pendaftaran Gibran sebagai calon walikota Solo ke KPU Solo menimbulkan banyak kerumunan maka harusnya massa pengikut Rizieq tidak meniru itu dengan membuat kerumunan-kerumunan dalam acara pernikahan anak Rizieq Shihab.

Tolong hal baik saja yang dicontoh. Tidak perlu meniru sesuatu yang buruk karena itu akan menghancurkan kita sebagai sebuah bangsa yang besar. Budaya ikut-ikutan tidak perlu jadi pedoman maupun dicontoh. Kita harus memahami itu juga.

Demi sebuah kebaikan, maka kita harus mau mencontohkan hal-hal yang positif kepada masyarakat sekitar kita. Apa yang disampaikan dokter Tirta dijadikan pelajaran berharga dan hal-hal buruk tak perlu dicontoh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun