Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Gatot Nurmantyo Angkat Bicara Soal Pengesahan UU Cipta Kerja

9 Oktober 2020   11:27 Diperbarui: 9 Oktober 2020   11:33 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau KAMI Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo menilai Presiden Jokowi seharusnya tidak menghindari gelombang demonstrasi menolak UU Cipta Kerja.

"Aksi yang terjadi sesungguhnya merupakan akibat dari keputusan DPR dan Presiden yang abai dan tidak memperhatikan aspirasi buruh, kampus, para guru besar," ucap Gatot Nurmantyo dilansir dari JPNN.com, 9/10.

Pernyataan Gatot Nurmantyo tersebut, kalau secara dalam kita cermati adalah untuk membuka ruang dialog antara pemerintah dan masyarakat dan para buruh mengenai penolakan pengesahan UU Cipta Kerja atau Omnibus Law.

Dialog itu adalah budaya kita bangsa Indonesia. Setiap menyelesaikan sebuah masalah, kita selalu berdialog antar sesama bangsa. Dalam penyusunan aturan-aturan hukum pun kita memakai cara-cara berdialog dalam menyepakati sesuatu hal.

Dalam menentukan sikap politik juga memakai musyawarah sebagaimana termaktub dalam sila ke-empat Pancasila, "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan". Itulah sebagai landasan kita untuk berdialog sebagai sebuah bangsa.

Pemerintah hendaknya tidak menggunakan pendekatan kekuasaan semata-mata tapi perlu menyerap aspirasi rakyatnya karena pemerintah lahir dari suara rakyat. Hal itu sangat penting karena ideologi Pancasila mengajarkan kita untuk berdialog sesama anak bangsa.

Lakukanlah upaya-upaya persuasif selama itu baik buat kita. Tidak ada kata lain, untuk meredakan sebuah konflik maka saatnya peran pemerintah sangat dibutuhkan seperti obat penenang agar kekondusifan terjadi.

Masyarakat itu butuh upaya tatap muka dari hati ke hati sehingga apa yang dimusyawarahkan dapat disepakati bersama. Ketika ada demonstrasi seperti ini berarti upaya berdialog maupun bermusyawarah tidak berjalan baik dan lancar. Oleh karena itu, mari belajar untuk lebih banyak berdialog daripada bekerja sendiri-sendiri.

Kalau pemerintah bersama DPR berdialog dan bermusyawarah dengan para buruh dan pihak terkait, tidak mungkin ada penolakan besar seperti ini.

Harapannya, tidak terulang lagi hal seperti itu kedepannya. Meski ada kepentingan, tetap kepentingan rakyat adalah yang utama. Mengundang banyak investor masuk ke Indonesia, tetap jangan mengorbankan nasib buruh kita. Itulah yang dibicarakan dalam dialog-dialog pemerintah dengan para buruh.

Pernyataan seorang Gatot Nurmantyo pun dapat kita istilahkan untuk menciptakan dialog-dialog demi mencapai kesepakatan tanpa menciptakan sebuah masalah baru. Kita berpikir positif atas pernyataan Gatot Nurmantyo. Jika itu baik dan dapat meredakan masalah, maka mengapa tidak kita jadikan sebuah masukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun