Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Vandalisme di Rumah Ibadah, Kurangnya Didikan dan Keberagaman

30 September 2020   17:53 Diperbarui: 30 September 2020   17:56 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Aksi Vandalisme di Mushala, dok istimewa Kompas.com

Vandalisme terjadi di sebuah Mushala Darussalam, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten. Polisi pun sudah menangkap pelaku terduga laki-laki berinisial S (18) diamankan di rumahnya di sekitar lokasi mushala di Perumahan Villa Tangerang Elok, Pasar Kemis. 

"Berdasarkan hasil olah TKP, pemeriksaan saksi-saksi dan alat bukti yang ada. Alhamdulillah sekitar jam 19.30 WIB, polisi berhasil amankan satu orang berinisial S (18) di rumahnya," kata Kapolresta Tangerang Kombes Ade Ari Syam Indardi kepada Kompas.con, 29/9.

Atas perilaku tersebut yang dapat kita lihat adalah kurangnya didikan terhadap pelakunya dikabarkan berusia 18 tahun. Usia tersebut masih dalam kualifikasi remaja menuju dewasa. Kurangnya didikan tersebut yang membuatnya bisa berbuat vandalisme tersebut. 

Dapat pula dikatakan rendahnya rasa persatuan dan keberagaman di dalam hati dan pikiran pelaku tersebut. Terlihat jelas, nilai-nilai intoleran dan emosional merajai hatinya sehingga nekat melakukan tindakan tersebut. Ini sangat berbahaya jika anak-anak seperti itu.

Itu akan menjadi mimpi buruk buat kita bila tidak ada niatan memberikan edukasi dan bimbingan yang baik kepadanya. Kurangnya didikan tersebut adalah tanggungjawab dari orangtuanya atau keluarganya. Tidak ada kata lain, bahwa keluarga mempunyai peran penting untuk itu.

Sebuah keluarga yang baik maka anak-anaknya juga akan baik. Jika keluarga itu sendiri retak dan tidak akur maka bisa jadi anaknya akan seperti itu juga. 

Oleh karena itu, kita harus menyadari bahwa anak-anak harus dididik sebaik mungkin agar menjadi anak yang berguna, berbudi luhur dan bisa mengamalkan Pancasila.

Bagaimanapun pelaku harus tetap diproses hukum. Apabila karena umurnya masih anak-anak sehingga diserahkan dididik oleh keluarga maka keluarga harus benar-benar mendidiknya agar bisa berubah.

Kalau tidak, maka sangat mungkin melakukan hal yang sama di kemudian hari. Saatnya kita menghasilkan anak-anak yang mencintai negara, bangsa, mengamalkan Pancasila dan berbudi luhur demi pembangunan negeri ini yang lebih baik lagi.

Aksi vandalisme tersebut sudah merusak nilai-nilai keberagaman kita sehingga harus ada niatan untuk meruntuhkan tindakan vandalisme dan intoleransi agar kehidupan kita menjadi lebih baik.

Jangan kita biarkan vandalisme terus terjadi akibat kenakalan remaja yang masih marak saat ini. Orangtua harus jadi garda terdepan menguatkan semangat persatuan dan keberagaman dengan sebuah didikan yang baik.

Keberagaman di antara kita harus terus terjaga tanpa ada niatan untuk menghujat agama lain yang berbeda dari kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun