Sosok Gibran Rakabuming yang sudah pasti menjadi calon walikota Solo dalam sebuah pemberitaan bisa dikalahkan dengan kehadiran Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau KAMI Din Syamsuddin.
Pengamat politik Satyo Purwanto, kekalahan Gibran bisa terjadi andai KAMI menggelar deklarasi di Solo.
"KAMI bisa deklarasi di Solo, calon independen bisa dapat dukungan dalam waktu singkat, atau Satyo dalam pesan singkat kepada JPNN.com, 28/8.
Satyo menerangkan, KAMI merupakan gerakan oposisi pemerintah era Joko Widodo. Sementara itu, sosok Gibran sangat kental dengan Jokowi.
Jika deklarasi di Solo maka rakyat yang simpatik otomatis mendukung kandidat yang tidak berkaitan dengan Jokowi.
Atas uraian itu, apa benar Gibran kalah andai KAMI deklarasi di Solo?. Pernyataan itu seperti terlalu percaya diri, padahal masih dalam tataran perspektif pribadi.
Kalau memang KAMI Din Syamsuddin niatnya untuk memberi kekalahan pada Gibran karena diduga dinasti politik, mengapa tidak deklarasi saja di Solo?.
Kalau boleh, KAMI yang sekarang beramai-ramai mendukung pasangan independen Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo) yang sekarang berjuang agar bisa melawan Gibran.
KAMI kenapa tidak jadi tim sukses atau tim pemenangan saja bagi Bajo sebelum hari pencoblosan digelar agar apa yang disampaikan tersebut benar atau tidak.
Penulis ingin sekali melihat bagaimana kekuatan dari KAMI Din Syamsuddin dalam pesta demokrasi pilkada tahun ini. Kita mau tahu apa sebenarnya kemampuan KAMI bisa memenangkan calon lawan Gibran.
Sedangkan KAMI dibentuk berdasarkan gerakan moral bukan gerakan politik. Kalau KAMI ikut jadi tim pemenangan salah satu calon dalam pilkada, maka benar dugaan selama ini KAMI Din Syamsuddin adalah bagian dari gerakan politik.
Sangat mungkin apa yang disampaikan Bu Megawati Soekarnoputri, bahwa tokoh KAMI adalah mereka yang ingin jadi presiden.
Jadi, pernyataan pengamat tadi perlu diklarifikasi dan dibuktikan oleh KAMI. Kalau KAMI benar mau ikut politik praktis, apa salahnya buat partai saja agar kritikan lebih tajam dan lebih didengarkan pemerintah kita.
KAMI Din Syamsuddin pun belum bisa dipastikan mengatasnamakan rakyat. Mungkin hanya sebagian masyarakat Indonesia saja atau jauh dari kata sebagian masyarakat Indonesia.
Bisa jadi, KAMI itu barisan penentang Jokowi atau belum menerima hasil pilpres 2019 lalu?. Ya, pernyataan itu sudah pernah dilontarkan beberapa politisi.
Oleh karena itu, KAMI tidak bisa dikatakan dapat memberi kekalahan buat Gibran di pilwalkot Solo. Rakyat Indonesia kalau sudah solid pada pilihan awalnya, biasanya akan teguh pada pilihan itu meski ada yang mempengaruhi pikirannya untuk beralih pada pasangan lain.
Tugas Gibran jelas sedang blusukan dan mencuri hati rakyat Solo. Ketika rakyat sudah yakin maka dia akan setia pada pilihannya. Bahkan KAMI deklarasi di Solo pun sulit meruntuhkan tembok kokoh dukungan pada Gibran.