Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apa Akhyar Nasution "Baper" Disindir Bu Megawati?

28 Agustus 2020   13:54 Diperbarui: 28 Agustus 2020   13:44 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Calon walikota Medan dari partai Demokrat Akhyar Nasution baru-baru ini melakukan video call dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.

Video call tersebut dilakukan setelah Ketua Umum Partai PDIP Megawati Soekarnoputri membuat pernyataan mengarah kepada Akhyar.

"Ada di Medan, dia masuk sebagai PDIP itu. Bayangkan urusan rekomendasi itu sudah otorisasi saya karena saya dipilih kongres partai semua mesti tahu itu," ujar Megawati saat membuka Sekolah Partai Angkatan II bagi calon kepala daerah dan wakilnya yang diusung PDIP secara virtual, dilansir dari detik.com, 26/8.

Bu Megawati juga melanjutkan pernyataan bahwa tidak direkom terus ngamuk. Lho saya mikir ini gimana katanya kader partai, ya sudah aturan partainya gimana ya sudah saya pecat.

Apa baper?

Pertanyaan seriusnya adalah apa Akhyar Nasution "baper" dengan pernyataan Bu Mega?. Soalnya, ada kesan setelah disindir langsung menelpon Ketua Umum partai Demokrat.

Apa karena tidak diusung jadi kesal dan "baper"?. Ini masih dugaan saja. Tetapi, apapun itu namanya hasrat untuk memimpin tidak bisa kita kekang. Kekuasaan sepertinya punya daya tarik yang kuat sehingga setiap orang gampang untuk tertarik.

Dan, tidak bisa dilarang juga karena semua orang punya hak untuk berpolitik, namun bisa jadi cara-cara yang dipakai Akhyar tidak menyenangkan bagi PDIP pribadi.

Masalah usung mengusung memang adalah hak prerogatif partai. Sebab itu, seluruh kader harus menerima dengan lapang dada. Apapun keputusan partai harus diterima.

Dan, tak menutup kemungkinan juga kita hargai setiap arah politik seorang Akhyar. Namanya berkompetisi memang selalu ada jalan terjal yang dilalui. Ketika Akhyar merasakan terjal karena belum ada kepastian untuk dicalonkan PDIP di pilwalkot Medan maka jalan lain ia tempuh.

Pertarungan dirinya dengan Bobby Nasution tentu akan membuktikan, apakah dugaan "baper" itu tidak tepat andai Akhyar Nasution menang nanti. Andai beliau menang, tentu PDIP bisa dikatakan salah tidak memilih dirinya.

Andai Akhyar kalah melawan Gibran maka pilihan PDIP sudah tepat dan patut diapresiasi juga. Sekarang tinggal menunggu waktu saja pertarungan keduanya di pilwalkot Medan.

Apakah banyaknya partai politik yang mengusung Bobby akan membuatnya menang atas Akhyar?. Ini masih kita nantikan.

Tentu pertarungan keduanya akan berlangsung sengit karena pilkada di Medan termasuk pilkada yang dilirik dalam sebuah kontestasi politik. Medan sebagai kota besar dapat jadi sorotan publik siapa pemimpin yang bisa membuat wajah baru kota Medan lebih indah dari sebelumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun