Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau KAMI saat ini banyak mengalami penolakan atau kontra terhadap pembentukannya. Hal ini tentu situasi yang tidak baik bagi KAMI.
Baru-baru ini politikus PDIP Aria Bima menanggapi kemunculan KAMI. Kata Aria Bima,"RUU HIP, komunisme dianggap mengubah Pancasila, silakan datang ke DPR diskusi tentang itu. Ada 9 fraksi yang setuju, sudah ada koreksi dari MUI, NU, Muhammadiyah dan kita sepakat bahas setelah Pandemi. Jadi ini seperti cari-cari masalah, karena ini sudah basi," kata Aria Bima usai acara sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan MPR RI dilansir dari detik.com, 21/8.
Apakah benar KAMI cari-cari masalah?. Persoalannya, apa yang disampaikan KAMI tersebut sudah dikerjakan oleh pemerintah sehingga dianggap tidak relevan lagi dan dianggap sekedar cari masalah saja.
Apakah akan dibubarkan?
Dari banyaknya penolakan deklarasi KAMI dari para politisi di pemerintahan terutama, apakah KAMI akan bubar?. Biasanya, ketika banyak desakan dan penolakan akan memberikan efek yang luar biasa atau tekanan luar biasa bahkan bisa jadi bubar.
Apakah KAMI akan bubar dengan penolakan dan kontra yang terjadi?. Kalau penulis cermati sepertinya KAMI ini adalah kelompok tangguh karena dibentuk atau dibangun dari semangat dari banyaknya kelemahan dan kekurangan dalam proses penanganan, pembangunan maupun penyerapan aspirasi publik.
Sangat mungkin KAMI makin tangguh ketika banyak penolakan. Sangat mungkin juga KAMI akan semakin mengkritik dengan keras kepada pemerintah. Cuma, kita harapkan KAMI tetap konstruktif dalam mengkritik.
Cobalah untuk semakin baik dalam mengkritik dan bisa mempertanggungjawabkan kritik tersebut. Jangan yang sudah dikerjakan dibesar-besarkan dan dianggap belum dikerjakan. Itu yang membuat banyak penolakan dan tekad untuk melawan deklarasi KAMI tersebut.
Kita sangat menginginkan KAMI bisa membantu dan bermanfaat kritikannya kedepannya.
KAMI terbentuk karena adanya semangat menjunjung tinggi demokrasi di Indonesia. Tanpa demokrasi mungkin KAMI akan dibubarkan segera.
Namun, meski demikian, jangan sampai demokrasi itu dimaknai lain dan dianggap bebas sebebas-bebasnya. Itu yang salah. Tetap demokrasi yang sudah diberikan secara luas dimanfaatkan untuk kritikan yang lebih bermutu lagi.
Ketika kritik dari KAMI hanya dianggap angin lalu atau tidak didengarkan oleh pemerintah misalnya, semoga tidak ada opini-opini negatif yang menyebar bahkan makin ganas menyerang pemerintah. Itu yang akan mempengaruhi opini publik selanjutnya, dimana ada yang pro dan kontra sehingga kubu-kubu pendukung KAMI dan pendukung pemerintah bisa ribut.
Itu sangat kita hindari tentunya. Jangan sampai terjadi hal demikian dan kritik buruk terhadap pemerintah yang dapat melukai demokrasi dan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tetap, KAMI hadir untuk kritikan yang bagus dan untuk kepentingan rakyat banyak bukan pribadi atau politis saja. Ada hal positif yang dikritik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H