Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tengku Zulkarnain: Tidak Senang dengan KAMI, Silakan Bikin Kamu, Kenapa Tidak Kita?

21 Agustus 2020   16:00 Diperbarui: 21 Agustus 2020   15:55 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Foto Instagram via Sindonews.com

Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau KAMI saat ini sedang dalam perbincangan hangat masyarakat dan banyak media. Persoalannya, KAMI mendeklarasikan diri dan menuntut beberapa hal kepada pemerintah.

Sampai-sampai aksi KAMI dituding sebagai aksi para tokoh barisan sakit hati karena kalah Pilpres.

Karena ada tudingan KAMI barisan kelompok yang kecewa hasil pilpres tersebut membuat Tengku Zulkarnain angkat bicara.

"Kalau tidak senang dengan KAMI kemudian membuat gerakan KAMU atau KITA dll silakan saja, kata Tengku melalui akun Twitternya dilansir dari Sindonews.com, 19/8.

"Tapi memfitnah dengan mengatakan KAMI itu barisan sakit hati, barisan kalah pilpres dan lainnya adalah menunjukkan kepicikan dan ketakutan terguling. Pihak yang kalah kan sudah bergabung ke sonooo..!. Heehhh" lanjut Tengku.

Kenapa tidak kita?

KAMI yang sudah dideklarasikan ini yang menuai pro-kontra sebenarnya tidak masalah berdiri, cuma kritikan dan tuntutan tersebut bagi sebagian pihak tidak tepat atau relevan.

Karena itulah, banyak menuai penolakan pembentukan KAMI. Hal yang harus dilakukan sebenarnya memberikan solusi, berdiskusi dengan pemerintah dan memberi saran sesuai fakta yang ada. Hal itu akan berdampak baik bagi KAMI kedepannya.

Pertanyaan penulis selanjutnya, kenapa kelompok itu tidak membentuk KITA? Bukankah KITA berarti seluruh rakyat Indonesia. Kalau KAMI hanya sebagian pihak saja.

Kalau KITA berarti dalam pikiran masyarakat sebagai bentuk perwujudan aspirasi rakyat dalam menyampaikan pendapat, masukan dan kritik baik kepada pemerintah mengenai keadaan masyarakat yang kesulitan saat ini.

Bukankah demokrasi itu dari kita, oleh kita dan untuk kita? Hal itu sepertinya sangat relevan membentuk kelompok KITA bukan KAMI.

Sangat mungkin, sebagian masyarakat beranggapan KAMI hanya bagian sekolompok orang saja, sehingga disimpulkan sebagai kelompok tokoh-tokoh yang kecewa hasil pilpres.

Kalau kelompok itu menyebutkan KITA, bisa jadi berbeda kritikan dan masukan akan lebih baik dan ada solusi yang diberikan.

Selanjutnya, pembentukan KAMI itu sah-sah saja. Mengkritik itu sangat bebas di negeri ini, cuma ada hal-hal yang kelewat batas sering terjadi saat mengkritik. Kadang tidak sesuai apa yang terjadi di lapangan.

Karena itu, ada selalu tanggapan dari rakyat mengenai pengkritik pemerintah. Semua itu karena ada hal yang diucapkan tidak sebenarnya.

Boleh-boleh saja mengkritik tapi tetap untuk kebaikan kita bukan kami. Kritik juga harus konstruktif dan bisa dipertanggungjawabkan. Diksi-diksi yang dipakai juga harus bagus agar direkam dan dicerna rakyat juga baik.

Pemerintah akan terus membantu masyarakat Indonesia dan tidak membungkam kebebasan berpendapat dan membentuk kelompok dengan nama apapun itu. Harus tetap kelompok itu mengedepankan kepentingan rakyat bukan kepentingan politik semata.

Kita lebih penting dari kami. Setiap orang boleh membentuk kelompok dan pihak lain juga berhak mengkritik kelompok tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun