Sangat mungkin, sebagian masyarakat beranggapan KAMI hanya bagian sekolompok orang saja, sehingga disimpulkan sebagai kelompok tokoh-tokoh yang kecewa hasil pilpres.
Kalau kelompok itu menyebutkan KITA, bisa jadi berbeda kritikan dan masukan akan lebih baik dan ada solusi yang diberikan.
Selanjutnya, pembentukan KAMI itu sah-sah saja. Mengkritik itu sangat bebas di negeri ini, cuma ada hal-hal yang kelewat batas sering terjadi saat mengkritik. Kadang tidak sesuai apa yang terjadi di lapangan.
Karena itu, ada selalu tanggapan dari rakyat mengenai pengkritik pemerintah. Semua itu karena ada hal yang diucapkan tidak sebenarnya.
Boleh-boleh saja mengkritik tapi tetap untuk kebaikan kita bukan kami. Kritik juga harus konstruktif dan bisa dipertanggungjawabkan. Diksi-diksi yang dipakai juga harus bagus agar direkam dan dicerna rakyat juga baik.
Pemerintah akan terus membantu masyarakat Indonesia dan tidak membungkam kebebasan berpendapat dan membentuk kelompok dengan nama apapun itu. Harus tetap kelompok itu mengedepankan kepentingan rakyat bukan kepentingan politik semata.
Kita lebih penting dari kami. Setiap orang boleh membentuk kelompok dan pihak lain juga berhak mengkritik kelompok tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H