Itulah sedikit teknik atau cara menulis yang disampaikan oleh almarhum. Dan, itu juga yang saya terapkan selama ini. Pernah suatu ketika saya ingin menulis layaknya penulis-penulis di koran Kompas seperti Romo Franz Magnis Suseno, Radhar Panca Dahana dan penulis lainnya, langsung saja pikiran ini buntu.
Saya tak tahu lagi apa yang harus dituliskan. Itu artinya setiap penulis harus punya ciri, style atau gaya kepenulisan sendiri. Tak perlu meniru orang lain, kalau jadi panutan boleh-boleh saja.
Oleh karena itu, sampai sekarang kalau teman-teman pembaca dan Kompasianer melihat dan membaca tulisan saya selama ini, selalu ada kutipan berita sebagai fakta di lapangan dan saya campur dengan opini. Begitulah style atau gaya kepenulisan saya selama ini.
Itulah yang dapat membuat saya bisa menghasilkan tulisan ke-1000 dengan sekitar satu tahun.
Nah, buat pembaca dan teman-teman lainnya, bagaimana style atau gaya kepenulisan kalian?. Apakah sama atau berbeda?. Tuliskan ketika sudah mencapai artikel ke-1000, eh bukan begitu, tulislah hari ini atau hari esok. Tak perlu menunggu artikel ke-1000.
Kita sama-sama meraih sebuah pencapaian dengan produktif juga menulis di Kompasiana. Semoga semangat menulis itu terus membara.
Salam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI