Gibran Rakabuming yang telah sah menjadi calon walikota Solo dari PDIP ternyata ditentang oleh beberapa pihak. Gerakan mendukung kotak kosong di pilkada Solo melawan Gibran mengalir deras.
Penggagasnya mulai dari tokoh kampus, pemerhati kota, seniman hingga budayawan. Gerakan mendukung kotak kosong itu tentu akan membuat langkah Gibran agak sedikit terhambat. Karena, jika dukungan itu makin banyak maka akan menggerus kekuatan suara untuk Gibran.
Padahal baru-baru ini Gibran berorasi di Musyawarah Ranting (Musran) se-Kecamatan Pasar Kliwon PDIP Solo.
"Kalau soal menang pasti menang. Tapi saya tidak mau menang cuma 50 persen. Saya tidak mau menang cuma 60 persen. Saya tidak mau menang cuma 70 persen. Saya mau menang lebih dari 80 persen, kata Gibran berapi-api dilansir dari CNN Indonesia.com, 7/8/2020.
Dari kondisi itu, membuat berbanding terbalik antara keinginan Gibran dan dukungan kotak kosong melawan Gibran.
Bila pendukung kotak kosong makin militan, makin bekerja keras dan makin solid. Bukan tidak mungkin Gibran akan semakin kewalahan melawan kotak kosong bahkan bisa juga kalah.
Pendukung kotak kosong pun sedang bekerja dan menerapkan strategi bagaimana kotak kosong menang melawan Gibran.
Harus diwaspadai bahwa hal itu dapat menjerumuskan Gibran ke jurang kekalahan. Tidak bisa dianggap remeh.
Gibran sedang berada dalam "bayang-bayang" yakin menang dan dukungan terhadap kotak kosong.
Dalam pilkada sebelumnya, pernah terjadi pula kotak kosong yang memenangi kontestasi politik. Karena itu, kotak kosong harus diantisipasi juga agar tidak menjadi kalah.
Memang memalukan dan menyedihkan ketika kotak kosong menang melawan calon kepala daerah dan wakilnya.
Karena itu, saatnya Gibran menerapkan strategi yang lebih baik lagi. Pendukung kotak kosong juga akan demikian.
Harus dipersiapkan cara jitu agar bisa mengalahkan kotak kosong ini. Cara-cara untuk datang dari pintu ke pintu rumah warga merupakan salah satu cara yang bagus juga.Â
Tapi karena di masa Pandemi bisa jadi masyarakat tidak akan mau keluar maupun membukakan pintu rumahnya terhadap setiap tamu yang datang.
Pendukung kotak kosong itupun terbentuk karena ingin melawan isu dinasti politik yang dimainkan keluarga Presiden. Pendukung kotak kosong juga ingin memastikan bahwa Gibran tidaklah dimenangkan karena kekuatan ayahandanya Presiden Jokowi yang sedang menjadi pemimpin nomor satu di Indonesia.
Gibran makin ditantang apakah sanggup menang tanpa ada embel-embel kekuatan ayahandanya. Ini jadi pertarungan serius bagi Gibran yang sedang dalam "bayang-bayang" keyakinan menang diatas 80 persen dan dukungan kepada kotak kosong.