Demokrat kembali membuat pernyataan yang menggemparkan dan bisa jadi makin hangat sebagaimana Djarot Saiful Hidayat waktu lalu menyindir Akhyar dan Demokrat yang mengusungnya.
Bayangkan saja, Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas menyoroti kondisi ekonomi Indonesia saat ini.
"Terus terang rakyat perlu kepastian, rakyat perlu kepercayaan dan keyakinan, dan bukti bukan janji. Alhamdulillah, kita pernah membuat itu, ketika zaman mentor kita Pak SBY selama 10 tahun, ekonomi kita meroket, APBN kita meningkat, utang dan defisit kita terjaga. Pendapatan rakyat naik dan lain-lain. Termasuk tentang persentase tingkat kemiskinan dan pengangguran," kata Ibas dilansir dari detik.com, 7/8.
Kalau kita mencermati pernyataan itu, sungguh sangat tendensius dan menganggap era SBY paling baik ekonomi bangsa dan negara. Padahal, sebenarnya semua era pemerintahan masa lalu punya keunggulannya masing-masing.
Pada zaman SBY bukan dikatakan buruk tapi memang ada gebrakan di beberapa sektor, terutama pembangunan seperti jembatan Suramadu dan lainnya. Ada juga pemberian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada zaman SBY dan dalam bidang pendidikan lainnya.
Pada zaman Jokowi sekarang ini juga banyak kebaikan yang kita rasakan, salah satunya dengan pembangunan infrastruktur jalan tol, arteri, jembatan, bendungan dan lainnya. Pemberian Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan lainnya. Pokoknya, era Presiden Jokowi banyak hal-hal bagus yang dapat kita rasakan.
Cuma, kalau dinilai dengan sekarang ini tentunya tidak berdasar sekali Ibas membandingkan dengan era SBY. Sekarang, Pandemi Covid-19 sudah mengguncang ekonomi dunia, kesehatan dunia, pendidikan dan lainnya.
Sangat tidak relevan membandingkan itu dengan era SBY. Era SBY tidak ada namanya Pandemi Covid-19 yang sangat berbahaya bagi fisik, finansial dan bidang kehidupan lainnya. Tak layak bagi penulis Ibas berkata demikian dan membanggakan era ayahandanya.
Itu hanya masa lalu
Ibas yang membanggakan era Presiden SBY bagi penulis hanya membanggakan masa lalu saja. Kita sekarang menatap masa depan dan tidak ada aturan harus mengikuti masa lalu yang juga punya banyak kekurangan.
Era Presiden Jokowi punya strategi lain untuk mengembangkan dan menumbuhkan perekonomian rakyat dan juga negara. Apalagi saat ini Pandemi benar-benar luar biasa mengacaukan perekonomian dunia.
Jadi, andai SBY menghadapi Pandemi Covid-19 ini, mungkin akan sangat kewalahan dan rakyat pun merasakan kesedihan dan kesakitan akibat Pandemi.
Negara di dunia juga mengalami hal yang sama saat ini. Jadi, tidak layak juga membandingkan era masa lalu dan masa sekarang.
Pada saat ini, negara kita butuh bantuan semua politisi, pejabat negara dan daerah dan kita bangsa Indonesia agar sama-sama mendongkrak perekonomian di masa Pandemi dan menyelamatkan nyawa masyarakat.
Kita bukan diminta untuk membanggakan masa lalu karena semua orang sedang ingin menatap masa depan.
Jadi, kita menatap bagaimana cara agar kita berhasil keluar dari keterpurukan ekonomi, kesehatan, Pendidikan dan lainnya. Bukan asik membanggakan diri, membanggakan masa lalu yang sudah lama berlalu.
Apa pendapat jitu, solusi jitu dan kritik jitu dan santun yang mau kita tawarkan saat ini. Jika perlu turun langsung ke masyarakat, bantu mereka dengan segala daya upaya yang kita bisa.
Masa lalu dikenang saja, karena masa lalu tak bisa diputar kembali. Sekarang kita bantu pemerintah menuju masa depan yang lebih cerah. Berbanggalah kita punya pemerintahan yang mau untuk mendengarkan dan melihat penderitaan rakyat dengan mengambil kebijakan yang bagus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H