PDIP sebagai partai nasional besar dan pemenang dalam pemilu tahun 2019 lalu sedang dirundung masalah. Masalahnya adalah ketika dua kader PDIP mengundurkan diri dari partai.
Pertama, Akhyar Nasution yang mundur dan masuk ke partai Demokrat dan dicalonkan sebagai calon walikota Medan. Kedua ada Ade Darmawan yang baru-baru ini menyatakan mundur dari PDIP.
Menjadi pertanyaan sebenarnya, mengapa bisa demikian?. Apakah PDIP benar-benar sedang dirundung masalah serius?.
Ade mengatakan, "Hari ini saya menyatakan mundur dari PDIP, bukan sebagai pengurus tapi juga sebagai anggota. Pengunduran diri ini saya ajukan, kemungkinan besar pasti diterima. Ini staf saya akan menyampaikan KTA (Kartu Tanda Anggota) saya kepada DPC PDI Perjuangan," ujar Ade dilansir dari CNN Indonesia.com, 29/7/2020.
Telah resmi pengunduran diri tersebut. Dari keduanya yang mengundurkan diri patut PDIP mengevaluasi kenapa sebenarnya perlahan kader tersebut mundur.
Kalau penulis cermati, mundurnya Akhyar dan Ade tentu disebabkan perbedaan prinsip mereka dengan partai. Kemudian, penulis mencermati bahwa sebenarnya antara Akhyar dan Ade seia sekata untuk memajukan Akhyar mengikuti pilwalkot Medan tahun ini.
Ada perasaan yang sama. Perjuangan yang sama juga antara Akhyar dan Ade Darmawan untuk membuktikan diri masih dipercaya rakyat memimpin kota Medan dengan baik.
Padahal, Djarot waktu lalu mengatakan dugaan korupsi yang dilakukan Akhyar, namun Ade tidak sependapat dengan itu atau membantah pernyataan Djarot terhadap Akhyar.
Dalam hal ini, ada kekompakan antara Ade dan Akhyar untuk setia sekata dalam mengikuti dinamika politik di kota Medan.
Mereka tetap berjuang bagaimana Akhyar bisa maju melawan Bobby Nasution di Pilwalkot Medan. Tidak masalah juga dengan pengunduran diri kedua mantan kader PDIP tersebut.
Itu adalah hak politik mereka yang tak bisa kita atur dan larang. Politik itu tidak ada yang abadi. Politik itu akan terus berkembang, kadang mengejutkan dan tak bisa kita sadari.
Sebab itu, DPP PDIP harus berbenah melihat kondisi ini. Bisa jadi ada kader lain yang mengundurkan diri khusus kader PDIP di Medan. Hal itu harus dicegah agar soliditas kader partai di Medan tetap terjaga.
Namanya partai politik harus punya punggawa atau kader yang mau bersatu dan  ikut regulasi dan garis-garis partai yang sejak lama sudah ditanam.
Maka dari itu, jangan anggap ini masalah sepele karena akan menyesal di kemudian hari. PDIP kalau bisa mengumpulkan kadernya di Medan dan ajak ikut arahan dan aturan partai agar pilwalkot Medan dapat berhasil.
Itu harus dilakukan demi kebaikan partai itu juga. Djarot juga perlu introspeksi diri dari setiap pernyataan beliau kemarin agar tidak mengecewakan kader yang sudah akrab dengan Akhyar. Bisa saja mereka akan ikut Akhyar pindah partai dikarenakan kedekatan yang baik dan erat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H