Peningkatan kasus positif Covid-19 yang telah mencapai ratusan ribu pasien makin membuat banjir kritikan buat pemerintah. Setiap hari kalau kita perhatikan pertambahan kasus sampai ribuan.
Itupun belum juga ada tanda-tanda pengurangan kasus Covid-19. Karena itu, kritikan kepada pemerintah terutama Presiden Jokowi terus datang.
Dalam tulisan tadi, PA 212 mengkritik Presiden Jokowi gagal mengatasi Pandemi Covid-19. Kali ini dari politisi partai Demokrat yaitu Ossy Dermawan yang mencuit dalam Twitter @Ossy Dermawan.
"Dan kita memasuki akhir bulan Juli, belum ada tanda-tanda kurva akan menurun. Sudah dua bulan lebih pemerintah bekerja dan bahkan sampai "marah-marah" ke menteri, namun di Indonesia, Covid-19 ternyata lebih "galak" dari Presiden" dilansir dari Sindonews.com, 27/7/2020.
Dari cuitan itu dapat kita mengerti bahwa itu adalah kritikan dari para politisi. Penulis yakin dengan peningkatan positif Covid-19 ini akan membuat Jokowi jadi "bulan-bulanan" kritik khusus politisi di luar pemerintahan.
Kondisi ini akan membuat Presiden Jokowi makin sibuk dan makin resah dengan banyaknya kritikan yang datang akibat peningkatan kasus Covid-19.
Presiden Jokowi tidak akan bisa bersembunyi lagi karena fakta memang semakin hari semakin banyak kasus positif Covid-19. Oleh karena itu, harus cari cara agar peningkatan kasus positif Covid-19 tidak dijadikan alat kritik politis.
Cara satu-satunya yang dapat diambil adalah pemerintah pusat dan daerah terus bekerja dan berpikir lebih kritis bagaimana sebenarnya cara ampuh untuk Pandemi Covid-19 ini.
Apakah harus menerapkan PSBB lagi atau melakukan LockDown dan lain sebagainya. Ya, itu harus dipikirkan saat ini. Kalau tidak, bisa jadi sampai 200 ribu kasus nantinya.
Penulis pribadi tidak menyalahkan pemerintah terutama Presiden Jokowi tapi masyarakat kita juga salah karena banyak sekali yang ngeyel. Sangat susah juga dibilangin. Ada lagi menganggap Pandemi Covid-19 ini sebagai konspirasi jadi dianggap tak perlu menerapkan protokol kesehatan secara penuh.
Itu sangat berbahaya sebenarnya bagi kita dalam proses penanganan Covid-19 ini. Kalau masyarakat saja sudah begitu, bagaimana lagi cara pemerintah untuk menyelamatkan rakyat dari krisis kesehatan ini.