Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini adalah kawan dekat.
Hal itu dikatakan Khofifah,"Perkawanan saya dengan Bu Risma dekat sekali," ujar Khofifah saat diwawancarai di program Ini Budi dilansir dari Tempo.co, 25/7/2020.
"Saya kan lahir dan besar di Surabaya, jadi konstituen saya terkomunikasikan. Saya ke Surabaya, saya support beliau," ujar bekas Menteri Sosial itu.
Hal itu disebabkan anggapan publik bahwa mereka tidak akur. Baru mengenai persoalan mobil lab tes PCR baru-baru ini pun, menurut Khofifah, tidak menjadi persoalan bagi mereka berdua. "Saya bingung rebutannya dimana. Semua sudah clear.
Terpatahkan sudah anggapan publik terkait adanya masalah-masalah diantara Khofifah dan Risma. Mereka berdua akur-akur saja. Bila ada masalah selama ini itulah lika-liku sebuah hubungan perkawanan.
Seorang sahabat saja pernah pastinya berselisih pendapat satu dengan lainnya. Itu adalah hal yang lumrah dari sebuah persahabatan.Â
Tidak ada manusia di bumi ini yang tidak pernah mengalami masalah-masalah. Pasti semuanya pernah mengalaminya. Yang paling penting masalah itu bisa diselesaikan dengan cara baik-baik dan tidak mengandalkan ego masing-masing.
Dalam politik juga demikian bahwa tidak ada kawan dan lawan. Sekarang lawan, besok kawan dan begitulah sebaliknya. Jadi, antara Risma dan Khofifah adalah kawan yang dekat.
Masalah mobil PCR sudah dapat diselesaikan jadi masyarakat pun harusnya membuang perspektif negatif mereka mengenai kedua sosok pemimpin tersebut.
Kita tak perlu mengambil serius perdebatan dan perselisihan mereka waktu lalu. Tegas, keduanya adalah kawan dekat yang sama-sama berkedudukan di wilayah Jawa Timur.
Begitulah tampilan-tampilan lain dari sisi politik kita saat ini. Tampaknya sangat serius sekali, padahal hanya bercandaan saja.Â
Keduanya agak bersitegang, padahal setelah banyak pemberitaan hangat mengenai mereka dan masukan-masukan serta komentar negatif, maka setelah semua akan mencair secepat kilat.
Begitu uniknya politik kita sampai kita beranggapan juga Risma dan Khofifah akan bertarung di pilkada maupun pemilu kedepannya, padahal belum ada sebuah kepastian.
Kita seperti kena "prank" oleh politik itu sendiri dan politisi-politisi kita. Tapi, gak masalah, apapun yang terjadi dalam politik kita tetap harus dikritisi. Tetap harus kita saksikan segala apa yang terjadi di perpolitikan Indonesia.
Apapun drama-drama yang terjadi harus kita tonton ibarat menonton film maupun sinetron yang unik dan menarik. Sampai habis harus kita lihat dan jangan juga membuat kita emosi akibat tingkah dan tindakan para politisi kita. Harus tetap, tenang dan tahan amarah selalu.
Terkait anggapan Bu Risma dan Khofifah yang katanya gak akur ternyata sudah akur dan damai. Itulah indahnya politik yang kadang terlihat tidak damai tapi nanti damai juga kok. Begitulah teman-teman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H