Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Gibran dan AHY, Apakah Pemimpin yang Disiapkan atau Dipaksakan?

26 Juli 2020   13:37 Diperbarui: 27 Juli 2020   11:37 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gibran Rakabuming Raka berjabat tangan dengan Agus Harimurti Yudhoyono | Sumber: Biro Pers/Laily Rachev

Regenerasi merupakan sesuatu yang penting dalam sebuah negara, sebab regenerasi itu melahirkan pemimpin-pemimpin yang siap untuk memegang tongkat kepemimpinan sebuah negara kedepannya.

Kalau tidak ada regenerasi, mau ke mana arah pemerintahan negara Indonesia ini? Sebab itu, dari sekarang kita harus mencari bibit-bibit muda calon pemimpin negara.

Terkait itu, peningkatan elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan partai Demokrat pada survei nasional yang dirilis Indikator Juli 2020 menunjukkan kian dinamisnya arah politik ke depan. Demokrat pun percaya bahwa pemimpin harus disiapkan, bukan dipaksakan dilansir dari Sindonews, 25/7/2020.

Dengan demikian, tepat memang pernyataan tersebut bahwa regenerasi itu adalah mempersiapkan seorang pemimpin calon generasi penerus bangsa dan negara.

Seorang pemimpin itu memang harus dipersiapkan sejak dini dan jangan dipaksakan demi kepentingan politik semata karena hasilnya akan buruk ke depan.

Itulah sebabnya seorang Gibran Rakabuming ingin ikut pilwalkot Solo sebagai bentuk regenerasi pemimpin ke depan tentunya. Kalau tidak begitu, siapa lagi yang memegang tampuk kepemimpinan Indonesia kedepan kalau tidak generasi muda.

Keikutsertaan Gibran dalam pilwalkot Solo adalah jawaban dari pemimpin yang dipersiapkan dan tidak dipaksakan. 

Begitu juga seorang AHY yang dipersiapkan juga meski harus mengundurkan diri beberapa tahun lalu sebagai seorang Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan masuk politik.

Sekarang AHY sudah jadi Ketua Umum Partai Demokrat menggantikan ayahnya SBY. Dan, digadang-gadang juga sebagai calon Presiden tahun 2024, tapi tak tahu juga apakah presidential threshold Demokrat mencukupi atau harus cari koalisi dulu.

Kedua orang muda seperti Gibran dan AHY adalah sosok pemimpin yang dipersiapkan sejak dini. Cuma, apakah mereka nantinya akan ada pencitraan atau kepemimpinan dramatis sebagaimana kata Kepala Balitbang DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra.

"Masyarakat sudah bosan dengan kepemimpinan dramatis dan pencitraan. (Bukan pula dengan) Aksi marah-marah, nangis-nangis, dan lempar tanggung jawab," kata Herzaky dilansir dari sindonews.com.

Menjadi pertanyaan juga bagi Gibran dan AHY, apakah seperti itu? Kita juga tidak tahu. Tapi, dalam politik semua itu mungkin. Bisa saja sekarang kita yakini tidak ada pencitraan, marah-marah dan nangis-nangis tapi ketika memimpin siapa yang bisa menjamin itu semua. Tidak ada.

Sebab itu, dalam politik banyak juga dramaturgi-dramaturgi yang akan terjadi. Namanya juga politik, apa saja bisa terjadi. Terkecuali, yang mati hidup lagi, atau manusia bisa terbang dan lain sebagainya. Itulah kelebihan politik di Indonesia.

Sekarang, bisa saja berbaik hati tapi esok hari bisa jadi menyerang habis-habisan. Sebab itu, tak perlu risau akan keadaan atau kondisi itu. Terpenting, mempersiapkan para pemimpin muda itu penting.

Gibran sudah ikut pilwalkot Solo dan sangat memungkinkan menang mudah sesuai banyak pendapat dari para pengamat juga. Begitu juga AHY yang sudah jadi Ketua Umum Partai Demokrat tapi belum tahu juga apakah akan ikut Pemilu 2024 atau tidak.

Yang pasti keduanya adalah seorang pemimpin yang dipersiapkan oleh partai-partai mereka masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun