Atau, bisa jadi memainkan politik identitas yang biasanya digunakan oleh oknum tertentu untuk menjatuhkan lawannya. Atau melemparkan isu-isu buruk kepada Gibran.
Hal itu sangat memungkinkan dimainkan agar langkah Gibran terhenti di pilwalkot Solo. Itu harus diwaspadai, karena politik itu juga kejam. Politik itu tidak mengenal kata lawan dan kawan. Jadi, siapa saja yang berkepentingan akan siap untuk diserang dan dihambat jalannya.
Bagi penulis, hal itulah yang bisa mengalahkan seorang Gibran. Selain itu, penulis belum menemukan isu lain yang bisa dimainkan. Apalagi kalau Gibran dan Teguh Prakosa punya visi misi yang baik, maka rakyat akan semakin kepincut atau tersentuh hati memilih Gibran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H