Partai Berkarya yang merupakan partai baru di dunia perpolitikan kita menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa ternyata dipertanyakan keabsahannya.
Acara Munaslub itu digelar karena para kader merasa jenuh menunggu arahan pimpinan pusat. Namun, tak ada arahan dari Tommy Soeharto. Acara itupun dibubarkan langsung oleh Ketua Umum Tommy Soeharto karena diduga acara tersebut ilegal.
Munaslub Berkarya itu digelar oleh Presidium Penyelamat Partai Berkarya yang terbentuk Maret lalu. Acara itu kemudian memilih Muchdi PR sebagai Ketua Umum Berkarya.
Dengan adanya permasalahan itu atau kisruh di tubuh partai Berkarya sebaiknya bisa diselesaikan dengan musyawarah dengan mufakat.
Damai itu indah
Untuk apa kisruh-kisruh seperti itu. Sebaiknya damai saja, karena damai itu indah. Sebagai sebuah partai, Berkarya harusnya bisa menguatkan atau konsolidasi partai agar tidak ada kisruh-kisruh seperti itu.
Sudah banyak juga partai-partai nasional yang kisruh seperti itu. Ada kubu-kubu dimana memiliki Ketua Umum masing-masing. Tentu itu berdampak buruk bagi partai.
Bagaimana mungkin sebuah partai bisa besar dan sukses di perpolitikan di Indonesia bila kisruh-kisruh terjadi?. Bagaimana sebuah partai bisa dihargai dan disegani bila ada kubu A dan kubu B di dalam satu partai?.
Masalah-masalah seperti ini harusnya bisa diselesaikan dengan baik. Tiap kader bisa mendamaikan hati dan pikiran serta membicarakan segala masalah internal partai dengan cara yang baik-baik.
Apapun masalahnya pasti bisa diselesaikan. Tinggal bagaimana ego sektoral dikendalikan agar ketemu solusi yang terbaik.
Apalagi partai Berkarya yang merupakan partai baru dan kalau tidak salah tidak memenuhi parliamentary threshold pada pemilu 2019 lalu. Itu artinya, ada kekurangan di tubuh partai. Perlu kerja keras, kreatifitas dan strategi pemenangan pemilu demi mencapai parliamentary threshold tadi.
Kalau partai Berkarya kisruh seperti ini, mau bagaimana maju di perpolitikan di Indonesia?. Sangat disayangkan sekali.
Harusnya mencari Ketua Umum itu dengan cara musyawarah demi mencapai kesepakatan bersama. Para kader harus bisa menerima siapa aja yang jadi Ketua Umum nantinya. Setelah itu dibicarakan bagaimana arah dan strategi partai kedepannya.
Kalau mau jadi partai besar dan disegani harus bisa meneguhkan dan menguatkan kader-kader baik di canag, ranting maupun pusat bersepakat dengan arah dan jalan politik partai.
Itulah cara yang terbaik demi bisa mencapai puncak tertinggi dalam keberhasilan di perpolitikan di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H