Bisa saja bilang reshuffle, besoknya tidak jadi juga. Ya, kita maklumi saja dinamika politik itu. Paling penting, kita jangan marah. Masyarakat jangan terprovokasi agar reshuffle harus dilakukan. Kalau tidak dilakukan maka akan berdemonstrasi menuntut reshuffle.
Kita biarkan ranah reshuffle kepada Presiden Jokowi yang punya kewenangan penuh atas itu. Kita harus yakin bahwa Presiden Jokowi komitmen dengan kesejahteraan dan keselamatan rakyat di masa Pandemi.
Apalagi seperti yang disampaikan Menteri Sekretaris Negara Pratikno bahwa kinerja Menteri-menteri kabinet Indonesia Maju membaik jadi reshuffle bisa saja tidak dilakukan.
Sebab itulah, kita tak perlu menunggu reshuffle dilakukan. Lebih baik fokus pada keselamatan rakyat dari virus Corona. Fokus pada pekerjaan kita masing-masing.
Masyarakat jangan marah karena reshuffle belum juga dilakukan. Tenang saja dulu menunggu kelanjutan isu reshuffle ini.
Harapannya juga, masyarakat, politisi dan seluruh pihak terkait tidak menuntut dan menuntut atau intervensi Presiden Jokowi agar melakukan reshuffle.
Semoga hal itu tidak terjadi dan kita hormati pengambilan keputusan kepada Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Semoga juga apa yang disampaikan pengamat tadi tidak terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H