Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kebesaran Hati Gerindra Ketika Simbol Benderanya Diganti dengan Lobster

10 Juli 2020   18:31 Diperbarui: 10 Juli 2020   18:21 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Partai Gerindra akhir-akhir ini menjadi sorotan publik. Hal itu terkait kebijakan ekspor benih lobster yang merupakan kebijakan dari Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.

Edhy Prabowo merupakan kader dari partai Gerindra sekaligus adik dari Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Akan tetapi, kebijakannya terkait ekspor lobster dikaitkan dengan partai Gerindra itu sendiri.

Bayangkan saja, logo partai Gerindra diedit seseorang hingga gambar kepala Garuda diganti menjadi lobster. 

Dibawah gambar lobster itu terdapat tulisan 'Gerindra, Gerakan Indonesia Raya' persis seperti yang tertulis di logo partai yang asli.

"Kami santai aja, anggap itu lucu-lucuan dari orang yang merasa terganggu dengan kebesaran Gerindra saat ini," kata juru bicara Gerindra Habiburrokhman dilansir dari detik.com, 10/7/2020.

Kebesaran hati

Penulis melihat kebesaran hati dari partai Gerindra menerima gambar-gambar itu. Padahal, sebenarnya itu sangat menggelisahkan. Tapi Gerindra mencoba  lapang dada menerimanya.

Yang menjadi bahan kritikan adalah Edhy Prabowo tetapi jadi partai Gerindra yang kena batunya. Sangat disayangkan memang.

Harusnya dikritik itu Edhy Prabowo bukan Gerindra secara keseluruhan. Namun apa boleh buat, masyarakat sudah sangat bebas untuk berpendapat dan mengeluarkan ekspresinya.

Kebesaran hati Gerindra juga patut kita apresiasi karena tidak mau memperbesar masalah dengan melaporkan ke pihak kepolisian atas gambar tersebut.

Biasanya, kalau kita lihat saat ini, banyak sekali masyarakat, tokoh, pejabat dan lainnya yang diserang pribadinya langsung melapor ke polisi. Hal itu makin memperumit keadaan.

Tetapi sepertinya Gerindra lain dari yang lain. Tidak mau ambil pusing dan menganggap itu hanya lucu-lucuan saja. Tidak perlu ambil hati.

Andai kebesaran hati itu dimiliki banyak orang pasti dampaknya akan baik. Kalau hanya masalah kecil dan sepele harusnya akhir cerita tidak melapor ke kepolisian.

Hal itu akan berdampak juga tidak over kapasitasnya lembaga pemasyarakatan kita. 

Gerindra saja mampu besar hati menerima logo partai itu diubah jadi lobster padahal sebenarnya itu sudah keterlaluan.

Harapannya, kita juga bisa besar hati menerima kalau seandainya ada oknum-oknum yang membuat mengusik pribadi kita. Kalau masih batasan sewajarnya, ya tidak masalah sebenarnya.

Kalau ada kritik keras, sebaiknya tidak dikaitkan ke pencemaran nama baik, pelecehan maupun kejahatan lainnya di dunia teknologi. 

Kalau melihat logo partai yang diedit itu, layak sekali bila partai Gerindra berang atau marah, tetapi entah kenapa mereka menahan egonya seperti membuktikan diri menerima kritikan dari masyarakat padahal itu melukai hati diri partai.

Ini bisa jadi pelajaran juga buat kita untuk bisa menerima kritikan dari masyarakat, asal masih dalam batas wajar. Kalau agak keras dan masih bisa dimaafkan, ya lebih baik dimaafkan ketimbang harus memperumit masalah.

Apalagi beberapa waktu lalu kita tahu ada pejabat negara yang dikritik sangat keras langsung melapor ke polisi masalah itu. Padahal masih bisa sih dimaafkan.

Tetapi begitulah situasi kita saat ini. Sedikit-sedikit, maka hukum yang berbicara. Apa yang ditunjukkan Gerindra bisa jadi pelajaran juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun