Tetapi sepertinya Gerindra lain dari yang lain. Tidak mau ambil pusing dan menganggap itu hanya lucu-lucuan saja. Tidak perlu ambil hati.
Andai kebesaran hati itu dimiliki banyak orang pasti dampaknya akan baik. Kalau hanya masalah kecil dan sepele harusnya akhir cerita tidak melapor ke kepolisian.
Hal itu akan berdampak juga tidak over kapasitasnya lembaga pemasyarakatan kita.Â
Gerindra saja mampu besar hati menerima logo partai itu diubah jadi lobster padahal sebenarnya itu sudah keterlaluan.
Harapannya, kita juga bisa besar hati menerima kalau seandainya ada oknum-oknum yang membuat mengusik pribadi kita. Kalau masih batasan sewajarnya, ya tidak masalah sebenarnya.
Kalau ada kritik keras, sebaiknya tidak dikaitkan ke pencemaran nama baik, pelecehan maupun kejahatan lainnya di dunia teknologi.Â
Kalau melihat logo partai yang diedit itu, layak sekali bila partai Gerindra berang atau marah, tetapi entah kenapa mereka menahan egonya seperti membuktikan diri menerima kritikan dari masyarakat padahal itu melukai hati diri partai.
Ini bisa jadi pelajaran juga buat kita untuk bisa menerima kritikan dari masyarakat, asal masih dalam batas wajar. Kalau agak keras dan masih bisa dimaafkan, ya lebih baik dimaafkan ketimbang harus memperumit masalah.
Apalagi beberapa waktu lalu kita tahu ada pejabat negara yang dikritik sangat keras langsung melapor ke polisi masalah itu. Padahal masih bisa sih dimaafkan.
Tetapi begitulah situasi kita saat ini. Sedikit-sedikit, maka hukum yang berbicara. Apa yang ditunjukkan Gerindra bisa jadi pelajaran juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H