Bukankah Pak Jokowi selama ini juga dikritik habis-habisan oleh rakyat tapi tidak ada mengatakan risih, gelisah, atau terganggu dan lainnya?
Sah-sah saja masukan dari Bu Susi tersebut. Mungkin ada perbedaan pandangan dari sisi ekonomi negara dan rakyat, politik, sosial, budaya dan lainnya terkait ekspor benih lobster.
Bisa jadi, alasan Bu Susi menolak ekspor benih lobster mempunyai keuntungan tersendiri buat bangsa dan negara ini.
Kebetulan penulis menonton dan mencermati perdebatan kemarin atau semalam mengenai ekspor benih lobster.Â
Ada pandangan dari satu pihak yang mengatakan mengapa benih lobster harus diekspor? Alasannya adalah masalah pakan lobster yang mahal sedangkan kalau sudah besar dijual harganya lebih murah, maka yang rugi adalah petani lobster maupun negara.
Ada lagi pandangan lain terkait itu bahwa ketika benih lobster diekspor ke Vietnam maka negara itu akan menjadi saingan Indonesia dalam ekspor lobster itu.
Vietnam menjadi lebih perkasa perekonomiannya karena bisa mengekspor lobster dewasa ke negara-negara tetangga dan lainnya di Asia maupun Eropa.
Sekarang, kita ambil sisi positifnya saja. Mari kita berdiskusi bersama, mana lebih untung memelihara benih lobster hingga besar dan menjualnya ke negara lain dengan harga mahal atau menjual benih lobster ke negara lain dan lebih menguntungkan pada negara tersebut?
Sekarang, kita perhitungkan saja sisi ekonomisnya dan dari sisi ketahanan pangan, sosial, kesejahteraan dan lainnya. Mari kita satukan pandangan saja mengenai ekspor benih lobster ini, dilanjutkan atau disetop?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H