Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politisi Ini Kok Desak Reshuffle Kabinet Dilakukan Tenggat Waktu Sepekan, Maksudnya Apa?

4 Juli 2020   19:48 Diperbarui: 4 Juli 2020   19:50 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isu-isu reshuffle saat ini bagaikan makanan yang sudah matang dan enak untuk dimakan. Beragam berita online dan televisi memperbincangkan mengenai pernyataan Presiden Jokowi yang bisa saja me-reshuffle menterinya dan membubarkan lembaga.

Akibat pernyataan tersebut membuat banyak pihak menanti kejelasan dan realisasi dari reshuffle tersebut.

Terutama pernyataan dari politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera, "Kalau dalam seminggu ini enggak ada kabar, berarti Pak Jokowi cuma omdo ( omong doang)," ujar Mardani dalam diskusi daring dilansir dari Tempo.co, 4/7/2020.

Maksudnya apa?

Pernyataan dari Mardani Ali Sera tersebut sangat aneh sebenarnya.  Maksudnya apa?. Seakan-akan memaksakan agar Presiden cepat melakukan reshuffle. Padahal, reshuffle itu adalah hak prerogatif presiden yang tak bisa diganggu dan diintervensi oleh siapa saja.

Dalam melakukan reshuffle banyak yang harus dipertimbangkan. Dalam reshuffle baiknya Presiden harus hati-hati dalam memilih pengganti menterinya karena banyak hal yang harus dilihat.

Kalau cepat-cepat dan asal-asalan maka yang terjadi kesalahan besar yang dapat mengakibatkan kepercayaan publik kepada pemerintah luntur. Itu akan berbahaya bagi pemerintah.

Karena itu, tak perlu dalam waktu sepekan dalam melakukan pemilihan menteri yang baru dengan sistem reshuffle. Tak perlu didengarkan pernyataan politikus diatas.

Harus matang dalam menentukan pilihan agar dampak baiknya dirasakan masyarakat. Karena itu, penulis berpendapat bahwa Presiden Jokowi jangan terburu-buru melakukan reshuffle.

Menteri baru hasil reshuffle juga belum tentu bagus-bagus juga kinerjanya. Pasti tidak akan secepat kilat mengerjakan pekerjaannya sebagai menteri. Pasti masih butuh adaptasi berbulan-bulan agar mengetahui apa sebenarnya pekerjaan menteri yang baru itu.

Belum tentu juga menteri hasil reshuffle akan bisa menghadapi Pandemi Covid-19 ini. Karena Pandemi ini bukan masalah biasa-biasa saja tapi masalah besar yang harus dihadapi bersama-sama.

Menteri sehebat apapun track record atau sepak terjangnya yang sudah teruji. Belum tentu bisa sendiri menangani Pandemi karena itu tadi, pandemi adalah masalah global dimana negara lain pun sangat sulit menyelesaikannya.

Sebab itu, Presiden harus berhati-hati dan jeli memilih Menteri dalam reshuffle. Jangan terpaku oleh waktu yang diungkapkan Mardani Ali Sera. Terlalu politis sebenarnya pernyataan Mardani Ali Sera tersebut.

 Seakan-akan kalau Presiden tidak mereshuffle maka kepercayaan publik runtuh dan akan terjadi kegaduhan. Padahal, mau direshuffle ataupun tidak tetap saja pemerintah akan tetap dipercaya. Reshuffle hanya menunggu waktu saja, tapi bisa jadi tidak dalam waktu dekat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun