Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Amien Rais Angkat Bicara Soal Kemarahan Jokowi pada Menterinya

2 Juli 2020   19:04 Diperbarui: 2 Juli 2020   19:00 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: CNN Indonesia/Hesti Rika

Akibat dari kemarahan Presiden Jokowi waktu lalu di rapat kabinet membawa  banyak pihak memberi komentar. Ada komentar yang mengatakan wajar saja dan ada pula yang mengatakan tidak seharusnya kemarahan itu dipublikasikan serta banyak lagi dari para politisi kita.

Kali ini, datang lagi komentar atas pernyataan Presiden Jokowi yang begitu marah terhadap menteri dalam kabinetnya yang dinilai tidak maksimal dalam bekerja.

Amien Rais yang merupakan mantan politisi senior Partai Amanat Nasional (PAN) angkat bicara soal itu.

Amien menyebut masih ada waktu bagi Presiden untuk memperbaiki kinerjanya dengan melakukan reshuffle kabinet.

"Jadi ini masih ada sisa waktu, kalau mau reshuffle ya reshuffle, tapi jangan pilih yang begitu lagi. Dan harus cepat. Kalau tidak, ya sudah begini saja apa adanya. Tapi saya ingatkan ya pada Pak Jokowi itu, ya. Lihatlah nasib Pak Harto dulu," ujar Amien Rais dalam sebuah video Wawancara yang diunggah di akun Instagram resminya.

Atas pernyataan itu, penulis ada yang sepakat dan ada yang tidak. Yang sepakat itu saat beliau menginginkan Presiden Jokowi agar Me-reshuffle menterinya untuk kebaikan negara.

Reshuffle memang untuk kebaikan. Segala ada kekurangan dari para menteri ketika sudah ditegur berkali-kali tapi tidak ada perubahan juga layak untuk direshuffle.

Kalau untuk rakyat memang harus berani mengambil tindakan. Apalagi Presiden Jokowi mengatakan juga  bahwa beliau berani mempertaruhkan reputasi politiknya.

Berarti itu sudah sangat tegas sekali bahwa untuk kepentingan rakyat dan keselamatan serta kesejahteraan rakyat maka apapun akan dilakukan oleh seorang Presiden.

Saat ini, Presiden Jokowi sedang diuji oleh Pandemi Covid-19 agar lebih siap mengambil kesimpulan dan solusi dari pernyataan saat sidang kabinet Indonesia tersebut. Isu-isu reshuffle sedang menguat dan sepertinya dinanti. Tinggal kita lihat bagaimana kesiapan dan kematangan beliau memilih menterinya yang terbaik.

Selanjutnya, penulis yang tidak sepakatnya dengan pernyataan Amien Rais adalah ketika mengaitkan pemerintahan Jokowi dengan Pak Soeharto.

Amien Rais mengatakan Presiden Jokowi tak boleh salah lagi memilih menteri. Pada zaman Pak Harto para menterinya mengiyakan dan memuji pemimpin, hingga akhirnya tiba aksi protes rakyat besar-besaran pada 1998 silam dan saat itu menteri meninggalkan pemimpinnya.

Namun, penulis melihat kejadian tahun 1998 tidak akan terjadi lagi. Waktu itu, krisis ekonomi, kepercayaan dan banyak lagi. Tetapi untuk era ini hal itu tidak akan terjadi lagi.

Para menteri juga dan Presiden tidak bekerja jelek-jelek sekali, cuma dalam proses kerja banyak yang tidak tersistem dengan baik.

Lihat saja bantuan sosial yang tidak tepat sasaran serta bantuan lainnya. Itu pertanda ketidaksiapan dan tidak sistematis program dan penyaluran bansos.

Belum lagi kritik Presiden dimana Kementerian Kesehatan tidak mempergunakan anggaran negara untuk kesehatan dengan baik. Yang dipakai sekitar 13 persen dari gelontoran dana dan insentif tenaga medis bekuk juga cair.

Hanya seputar itu saja. Atas kekurangan itu, terlihat menteri hanya tidak bergerak cepat saja. Entah ada yang dipikirkan atau banyak pekerjaan, kita juga tidak tahu.

Tidak ada masalah serius-serius sekali sebenarnya. Selanjutnya tinggal menteri mencairkan saja insentif itu, gunakan data akurat dan lainnya seperti yang disampaikan Presiden. Maka semua akan baik-baik saja. 

Kalau sudah ditegur sebaiknya langsung bekerja cepat untuk rakyat. Jangan diam lagi nanti rakyat kelamaan menunggu realisasi dari kemarahan Presiden.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun