Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Amien Rais Angkat Bicara Soal Kemarahan Jokowi pada Menterinya

2 Juli 2020   19:04 Diperbarui: 2 Juli 2020   19:00 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: CNN Indonesia/Hesti Rika

Amien Rais mengatakan Presiden Jokowi tak boleh salah lagi memilih menteri. Pada zaman Pak Harto para menterinya mengiyakan dan memuji pemimpin, hingga akhirnya tiba aksi protes rakyat besar-besaran pada 1998 silam dan saat itu menteri meninggalkan pemimpinnya.

Namun, penulis melihat kejadian tahun 1998 tidak akan terjadi lagi. Waktu itu, krisis ekonomi, kepercayaan dan banyak lagi. Tetapi untuk era ini hal itu tidak akan terjadi lagi.

Para menteri juga dan Presiden tidak bekerja jelek-jelek sekali, cuma dalam proses kerja banyak yang tidak tersistem dengan baik.

Lihat saja bantuan sosial yang tidak tepat sasaran serta bantuan lainnya. Itu pertanda ketidaksiapan dan tidak sistematis program dan penyaluran bansos.

Belum lagi kritik Presiden dimana Kementerian Kesehatan tidak mempergunakan anggaran negara untuk kesehatan dengan baik. Yang dipakai sekitar 13 persen dari gelontoran dana dan insentif tenaga medis bekuk juga cair.

Hanya seputar itu saja. Atas kekurangan itu, terlihat menteri hanya tidak bergerak cepat saja. Entah ada yang dipikirkan atau banyak pekerjaan, kita juga tidak tahu.

Tidak ada masalah serius-serius sekali sebenarnya. Selanjutnya tinggal menteri mencairkan saja insentif itu, gunakan data akurat dan lainnya seperti yang disampaikan Presiden. Maka semua akan baik-baik saja. 

Kalau sudah ditegur sebaiknya langsung bekerja cepat untuk rakyat. Jangan diam lagi nanti rakyat kelamaan menunggu realisasi dari kemarahan Presiden.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun