Karena punya hak politik tersebutlah kenapa Gibran-Bobby maju dalam pilkada tahun ini. Jadi, apapun yang kita katakan dan kritik layaknya akan sia-sia.
Kita harus menyikapinya dengan ada aturan tegas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku agar setiap orang yang diduga dinasti politik dilarang mencalonkan diri dalam pilkada.
Pihak Gibran-Bobby pun sepertinya tidak menghiraukan kritikan dinasti politik itu karena dalam pikiran mereka semua punya hak mencalonkan diri dalam kontestasi politik apalagi direstui oleh partai politik sebagai kendaraan politiknya.
Belum lagi, masalah menang kalah itu berada di tangan rakyat. Tak perlu dihiraukan. Kalau rakyat berkehendak, maka akan menang. Kalau rakyat suka dengan sosok calon pemimpinnya, maka pastinya akan dipilih tanpa harus melihat apa itu dinasti politik atau tidak.
Saran saja, agar media lokal maupun asing yang ribut dengan dinasti politik, sebaiknya kita bangsa Indonesia, para politisi dan pejabat membuat aturan mengenai dinasti politik itu agar dipatuhi semua peserta pemilu atau pilkada.
Kita jelaskan dalam pembentukan peraturan mengenai dinasti politik itu alasan, motif maupun dasar dari larangan dinasti politik. Kalau itu sudah dijelaskan, mungkin semua orang paham dan tidak ribut mengenai dinasti politik.
Atau, bisa jadi antara Gibran-Bobby maupun Presiden Jokowi saling mengingatkan agar tidak perlu dulu maju dalam pilkada saat Jokowi masih menjabat Presiden Indonesia.