Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Zaman Sekarang untuk Apa Sih Percaya Dukun?

27 Juni 2020   17:57 Diperbarui: 27 Juni 2020   18:00 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beredar kabar mengejutkan ketika aksi perdukunan cabul menelan beberapa korban. 

Empat perempuan, salah satunya penyanyi dangdut menjadi korban dukun cabul AS (49) di Depok. Para korban datang dengan permintaan beragam, diantaranya untuk menyucikan diri hingga penglaris.

Kapolresta Depok Kombes Azis Andriansyah mengungkap motif pencabulan yang dilakukan pelaku adalah ritual mandi air kembang rupa-rupa dilansir dari detik.com (25/6/2020).

Dengan kejadian itu pula oknum dukun telah ditangkap atau diamankan dan akan diproses hukum yang berlaku.

Untuk apa sih percaya dukun?

Menjadi pertanyaan adalah untuk apa sih percaya dukun?. Agak aneh memang zaman modern masih percaya praktik perdukunan. Padahal, kalau mau sehat ya datang ke rumah sakit agar diobati dan dibantu dengan doa tulus kepada Tuhan karena Tuhanlah yang mampu menyembuhkan segala penyakit manusia.

Tuhan punya kuasa menciptakan, menyembuhkan dan mengabulkan cita-cita kita dibantu dengan kerja dan usaha. Jadi, kenapa ya harus ke dukun?.

Untuk sebagai penglaris juga, untuk apa harus ke dukun?. Mau dagangan laris, ya beri pelayanan terbaik, produk terbaik dan bermutu serta keunikan tersendiri agar konsumen melihatnya sangat suka sehingga makin laris.

Penulis selalu diingatkan orangtua bahwa praktik perdukunan sudah tak berlaku saat ini. Percayalah kepada Tuhan Sang Pencipta dan Pengasih. 

Kalau dulu, memang praktik perdukunan sangat diminati karena minimnya juga rumah sakit dan tempat pengobatan. Dan, cara berpikir pun berbeda yang dulu dan sekarang.

Kalau sekarang, untuk apa praktik perdukunan?. Zaman sudah canggih. Kalau mau sukses ya bekerja keras, berdoa, inovatif dan kreatif. Kalau tidak begitu, akan makin ketinggalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun