Achmad Purnomo bakal calon dalam pemilihan walikota Solo pada tahun ini bersaing dengan putra Presiden Jokowi Gibran Rakabuming sepertinya kurang percaya diri.
Hal itu dapat dilihat saat Purnomo mengaku tak heran jika rivalnya, Gibran Rakabuming nanti tercantum di surat rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP.
Hal itu bahkan sering menjadi bahan candaan Purnomo dengan Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo.
"Apa itu mengejutkan? Menurut saya tidak. Anak Presiden kok. Malah saya sering guyon dengan Pak Rudy, itu sudah bisa diduga kok (isi) rekomendasinya," kata Purnomo saat ditemui di kediamannya dilansir dari CNN Indonesia.com, 21/6/2020).
Menurunnya kepercayaan diri
Dengan penyataan tersebut, maka yang terlintas dalam benak kita adalah turunnya kepercayaan diri seorang Achmad Purnomo. Ya, betapa tidak, kata-kata beliau tersebut ibarat kepasrahan Purnomo bahwa Gibran akan maju dalam pilwalkot Solo.
Memang beberapa hari lalu dalam pemberitaan bahwa Ibu Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDIP meneken surat dukungan kepada Gibran.
Tentu dengan itu, Purnomo sontak kurang percaya diri lagi untuk maju. Apalagi sosok Gibran sebagai putra Presiden Jokowi.
Budaya dalam kehidupan kita memang seperti itu. Ketika ada anak tokoh bangsa atau tokoh besar atau tokoh yang berpengaruh dalam sebuah daerah bersaing dengan kita misalnya, maka yang terjadi kita tidak percaya diri.
Langsung ada vonis bahwa dia yang akan menang. Untuk apa capek-capek bertanding bahwa dia akan dapat satu tempat. Kira-kira begitu yang terjadi dalam kehidupan kita.
Dalam pikiran kita, tentu ada keistimewaan dari anak tokoh bangsa atau pejabat negara maupun pimpinan sebuah organisasi besar ketimbang kita yang hanya masyarakat biasa. Itu sering terdengar dan kita alami.
Akan tetapi, Achmad Purnomo jangan dulu menampakkan ketidakpercayaan dirinya terhadap persaingan dalam pilwalkot Solo tahun ini.
Turunnya kepercayaan diri adalah bentuk kepasrahan tanpa ada perjuangan. Semua sebenarnya belum selesai karena keputusan resmi pun belum diucapkan Ketua Umum PDIP. Karena itu, belum bisa divonis pasti Gibran yang terpilih.
Paling penting lagi, apapun yang terjadi, maka setiap kader menerima kenyataan itu dan jangan putus asa.
Putus asa akan membawa petaka dan penyakit. Putus ada bisa menciptakan iri hati kepada orang lain.
Kita harus meninggalkan itu semua. Kita yakin bahwa Achmad Purnomo mau menerima dengan lapang dada apapun keputusan resmi DPP PDIP nanti.
Siapapun yang terbaik dan elektabilitas tinggi pasti itu yang akan terpilih. Sebuah partai pasti memilih kadernya yang terbaik untuk maju dalam sebuah kontestasi, bukan asal pilih.
Pasti sudah ada perenungan lebih lanjut mengenai siapa yang akan diutus bertarung dalam pilwalkot Solo. Jadi, tidak percaya diri pun dikurangi saja. Serta lapang dada menerima semuanya adalah ciri calon pemimpin besar.
Baik itu Achmad Purnomo maupun Gibran Rakabuming sama-sama kader PDIP yang terbaik. Meski gagal terpilih nanti, jadikan itu kemenangan yang tertunda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H