Dalam kehidupan sebuah keluarga sering tentunya kita lihat seorang Ibu yang selalu mengasuh anaknya. Sosok Ayah hanya pergi kerja cari uang demi kebutuhan hidup dan Ibu di rumah menjaga anak, mendidik anak, mengasuh anak demi kebutuhan yang diperlukan.
Dalam pikiran dan pengalaman kita tentu demikian di sekitar lingkungan. Untuk memandikan, menyuap makan anak dan mengajari anak tugas sekolah, maka peran Ibu yang paling kuat.
Akan tetapi, kebiasaan itu harus bisa kita kurangi. Paradigma masyarakat bahwa Ibulah yang mengasuh anak harus dikikis pelan-pelan agar Ayah juga berperan.
Ayah dan Ibu harus bekerjasama dalam proses pengasuhan anak. Namun, kadangkala kita saksikan juga bagaimana seorang Ayah juga ada yang berperan layaknya seorang Ibu. Ada juga anak yang dekat dengan Ayahnya karena sering diasuh Ayahnya dibandingkan Ibunya.
Oleh karena itu, kebiasaan dan paradigma yang sering kita lihat dan pikirkan bahwa Ibulah yang mengasuh anak harus dikikis perlahan.
Menurut Rahmat Hidayat, Co-Founder Komunitas ID_AyahASI mengatakan, laki-laki cenderung punya cara tersendiri. Jangan heran bila sesekali mendapati ayah tertidur saat dititipi anak, bermain sampo saat memandikan anak dan sebagainya dilansir dari republika.co.id, 15/6/2020.
Atas dasar itulah bahwa seorang Ayah bisa seperti Ibu asal ada keinginan kuat. Ayah bisa menahan emosinya bila anak bertingkah dan susah disuruh orangtuanya.
Sering kita melihat bahwa seorang anak lebih suka sama Ibu karena Ibunya lebih baik, lebih halus dan tidak suka marah-marah. Ada Ayah yang sangat emosional sehingga kedekatan anak dan Ayah tidak terlalu dekat.
Belum lagi Ayah terus kerja pulang malam. Sepulang kerja tidak sempat memperhatikan anak karena langsung istirahat.
Sebab itu, dengan adanya tulisan ini dapat membuat seorang Ayah dan kita semakin dekat dengan anak.
Banyak cara yang bisa diperbuat seperti meluangkan waktu dengan anak dalam membagi tugas dengan Ibu.