Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Karena memang manusia bukanlah orang yang sempurna. Kesempurnaan hanyalah milik Tuhan yang Maha Esa.
Karena itu, ketika kita melakukan salah, maka segeralah meminta maaf dan berubah. Itu yang terbaik. Akan tetapi, ketika kita akan meminta maaf, maka tunggu hati tenang dulu, pikiran tenang agar maafnya pun tulus.
Banyak kita lihat di kehidupan ini, misalnya ada seorang teman berkelahi dengan teman lainnya karena sesuatu masalah. Ketika orang lain melihat, maka langsung dilerai atau dipisahkan.
Pada saat itu pula, sering langsung keduanya yang berkelahi untuk saling meminta maaf, padahal pada saat itu hati sedang marah dan pikiran sedang kacau balau.
Ketika disuruh minta maaf maka yang terjadi maafnya tidak tulus dan tidak sesuai keinginannya. Itu bisa jadi akan mengulangi kesalahan yang sama dari keduanya.
Ketika ingin meminta maaf, alangkah baiknya hati, pikiran dan bibir satu arah ingin mengatakan ketulusan tidak berbuat kesalahan yang sama.
Misalnya, penulis pribadi ketika sedang marah besar sangat sulit untuk langsung meminta maaf karena hati dan pikiran masih kacau.
Dan, sering juga kata maaf hanya dalam hati dan pikiran saja serta berusaha tidak melakukan hal yang sama.
Paling penting lagi, ketika berbuat salah, maka jangan lupakan meminta maaf entah dalam waktu yang lama maupun tidak. Hal itu agar tidak ada penyesalan di kemudian hari.
Kadangkala penyesalan selalu datang terlambat. Ketika orang yang kita lukai sudah tiada, disitulah kita sering menyesal atas segala kesalahan.
Contohnya, ketika kita berbuat salah kepada orangtua tetapi tak kunjung meminta maaf dan ketika orangtua sudah meninggal, apakah tak ada penyesalan dalam diri kita?.