Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Politik

DPR yang Terhormat, Dengarkan Keluh Kesah Pak Muhadjir Effendy

13 Juni 2020   18:03 Diperbarui: 13 Juni 2020   17:53 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Media Indonesia/Ramdani

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy tidak dapat menyembunyikan kekesalannya saat menghadiri rapat dengan Komisi IX DPR di Gedung Parlemen.

Dilansir dari mediaindonesia.com, 13/6/2020"Bapak bisa kritik saya disini sekarang saya mengkritik. Saya minta kalau habis menanyakan sesuatu jangan langsung pergi. Kita saling menghormati bisa tidak? Jika kita benar-benar bicara yang baik, kalau habis ngomong panjang jangan pergi. Atau tidak ada (di ruangan) tapi katanya dengar tadi. Loh kok kayak malaikat saja, tandas Muhadjir dalam video di akun YouTube AKD DPR RI.

Kekesalan dari Pak Muhadjir tersebut patut jadi perhatian para anggota DPR yang terhormat agar tidak mengulangi lagi.

Mengapa bisa begitu?

DPR yang terhormat, mengapa bisa begitu? Bukankah apa yang dikatakan Pak Muhadjir bentuk "ketidakhormatan" kepada beliau selaku menteri.

Bagaimana perasaan kita bila tidak didengar ketika ingin berbicara, apa rasanya? Sakitnya tuh di sini.

Penulis pribadi bisa merasakan maksud dari Muhadjir Effendy tersebut. Ketika beliau dikritik, harusnya tanggapannya didengar bukan diabaikan seperti itu.

Kembalikan kepada diri kita sendiri, bagaimana kalau digituin sama orang lain. Anggota dewan terhormat kiranya bisa mendengar keluh kesah beliau.

Mengapa bisa tidak menghargai seperti itu? Andai Pak Muhadjir tidak datang waktu diundang, bagaimana perasaan bapak semuanya?

Pasti akan marah, mengkritik keras dan mengatakan beliau tidak peduli kepada rakyat? Padahal beliau Pak Muhadjir, sudah rela datang menghadiri undangan para anggota Dewan (DPR).

Tetapi, dengan kejadian ini rakyat akan melihat mengapa demikian dilakukan kepada Pak Muhadjir? Bukankah DPR, Menteri, Presiden dan pejabat negara dan daerah bentuk uluran tangan rakyat dalam memenuhi ekspektasi rakyat dalam proses pembangunan?

Kalau begitu, mengapa sampai terjadi hal demikian? Wajar sekali Pak Muhadjir marah dan kesal terhadap anggota dewan yang terhormat.

Harapan beliau agar kejadian itu jadi introspeksi diri dari DPR kedepannya. Baik DPR maupun menteri adalah bagian dari rakyat. Mereka adalah pejabat yang diperintahkan untuk mensejahterakan rakyat dan memberikan perhatian penuh hanya buat rakyat bukan buat diri sendiri.

Merusak citra DPR

Kalau sudah begini, yang rusak adalah citra DPR itu sendiri. Apalagi media online dan cetak menyorotnya. Ditambah lagi, di akun YouTube pun di-posting di mana penonton Youtube sangat banyak.

Kejadian ini akan jadi bahan perbincangan publik dan tak menutup kemungkinan rakyat akan berkomentar keras, negatif dan berujung pada kekasaran nantinya.

Akan ternoda sendiri citra dari DPR sebagai bentuk uluran tangan dan alat aspirasi rakyat kepada pemerintah atau eksekutif.

Ini akan menjadi hal-hal buruk bagi DPR. Belum lagi nantinya ada survei yang menyatakan kinerja dari DPR tersebut. Tentu itu sangat tidak mengenakkan sekali.

Sekali lagi, harapan besar Pak Muhadjir tidak lagi demikian. Harus hal-hal penting yang didiskusikan. Tidak ada lagi pertengkaran seperti ini yang membuat rakyat berpikiran negatif.

Kita cinta dengan pemerintah dan wakil rakyat dengan kinerjanya yang bagus dan memihak rakyat.

Masyarakat mau setiap pejabat negara dan daerah serta wakil rakyat bekerja keras untuk rakyat. Kritik akan selalu datang bila ada ketidakseriusan dan kesalahan terhadap proses pemenuhan kebutuhan rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun