Kalau kita takar-takar sebenarnya sosok Prabowo sudah terlalu sering dilihat masyarakat sebagai capres saja. Dan, bukan tak mungkin kansnya buram melawan calon-calon muda yang nanti akan terlihat di Pilpres 2024.
Kita tahu pemilih milenials biasanya melihat pemimpin milenials yang masih segar, kredibel dan berintegritas. Apakah dihadapan mereka Pak Prabowo masih sosok yang pantas mengikuti Pilpres berkali-kali?. Itu pertanyaan penting.
Kalau kita lihat juga sepak terjang Prabowo sebagai Menteri Pertahanan pun belum terlalu terlihat selama Pandemi Covid-19 ini. Menteri Pertahanan tidak terlalu banyak berbuat karena pengaruhnya juga kecil, ketimbang seperti Menteri Kesehatan, Keuangan dan bidang perekonomian lainnya yang sangat dibutuhkan menghadapi Pandemi.
Berarti kansnya pun semakin buram, kalau dicalonkan pun sama saja bukan?. Tetapi bagaimanapun itu Gerindra harus memikir matang-matang keputusannya.
Mencari generasi penerus
Pengamat Politik LIPI Wasisto Rahardjo Jati mengatakan, "Saya pikir kalau beliau maju lagi tidak masalah, karena itu hak konstitusional, namun beliau sudah lewat masanya, akan lebih baik menjadi king maker saja," katanya kepada CNN Indonesia.com,12/6/2020.
Dengan pernyataan tersebut ada baiknya partai Gerindra dan Prabowo sebagai Ketua Umum mencari generasi penerus sebagai pemimpin bangsa.
Bukankah seorang Prabowo akan lebih dikenal dan lebih disukai dengan sosoknya yang mampu memunculkan generasi muda yang cemerlang?.
Gerindra juga partai besar, dimana kader-kader mudanya pasti sangat banyak. Bukankah lebih baik memunculkan bibit-bibit muda berbakat untuk memimpin negeri.
Sama seperti Bu Megawati Soekarnoputri yang mencari Jokowi dan mempopulerkan beliau menjadi Gubernur DKI Jakarta dan sampai jadi Presiden Republik Indonesia.
Lebih baik, Pak Prabowo seperti itu juga, yaitu king maker. Bukan tidak mungkin level Gerindra makin naik, elektabilitas naik dan bisa jadi pemenang dalam pemilu selanjutnya. Bukankah itu sangat berdampak baik untuk Gerindra?. Tentu saja.