Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Karena Stress, Anak Jadi Korban Kekerasan

9 Juni 2020   21:56 Diperbarui: 9 Juni 2020   21:58 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Ilustrasi kekerasan anak (pkbijanteng.or.id) dilansir dari ANTARA

Masa Pandemi Covid-19 ini sangat berpengaruh pada mental masyarakat. Banyak masyarakat merasakan stress, gelisah dan tak bebas beraktivitas seperti biasa, sehingga dapat menimbulkan emosi makin meningkat. Apalagi penghasilan juga tidak ada akibat gerak gerik dibatasi.

Dengan emosi karena stress akibat kelamaan di rumah, penghasilan tak ada, maka itulah yang membuat kekerasan dalam rumah tangga semakin meningkat.

Apalagi kekerasan kepada anak, sungguh itu sangat berbahaya. Anak akan merasakan terauma, ketakutan dan down mentalnya karena orangtua kasar kepadanya.

Dampaknya tentu sangat buruk bagi anak. Bisa jadi anak malas makan, malas sekolah dan beraktivitas. Itu akan berpengaruh pada masa depannya kelak.

Pengendalian diri

Psikolog, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi mengatakan kekerasan terhadap anak dapat terjadi tergantung dari pengendalian diri orang tua dalam mengatur emosi. Tekanan atau stres saat Pandemi pun bukan menjadi alasan bisa melakukan kekerasan secara verbal atau fisik pada anak.

Selanjutnya, orangtua merupakan pelindung anak jadi sudah semestinya orangtua menjaga anak dari kekerasan termasuk kekerasan dari orangtua itu sendiri.

Orangtua, baik dia sedang stress, gelisah dan apapun masalahnya memang harus bisa mengendalikan dirinya untuk tidak melukai istri, apalagi anaknya.

Harus bisa mengendalikan diri, menahan emosi dan bisa memikirkan seorang anak bukan untuk disiksa tapi untuk disayang dan dididik sebaik mungkin.

Bukankah, tujuan dari membentuk sebuah keluarga adalah untuk memiliki anak?. Jadi, mengapa anak harus disiksa karena stress akibat Pandemi?.

Nah, ini jadi refleksi untuk semua orangtua agar tidak melakukan kekerasan terhadap anak. Anak itu tidak tahu apa-apa tentang masalah yang dialami orangtua. 

Jadi, kasihan ketika anak harus disiksa karena orangtua merasa stress. Ingat, janji sewaktu menggelar pesta perkawinan atau pernikahan waktu lalu, bahwa di hadapan Tuhan berjanji untuk saling mencintai dan menyayangi dalam keluarga.

Itu adalah janji setia yang dibawa sampai mati. Karena itu, dalam sebuah keluarga jangan sampai dilanda masalah kekerasan. Orangtua harus bisa mengendalikan diri dalam masalah apapun itu.

Kuncinya adalah pengendalian diri karena itu akan menenangkan hati dan jiwa ketika stress akibat Pandemi melanda.

Jangan jadikan Pandemi Covid-19 sebagai masalah besar yang mengorbankan banyak pihak. Jangan sampai Pandemi Covid-19 menjadi kurang kehancuran karena kekerasan yang terjadi.

Mari setiap orangtua saling menyayangi anak dan keluarga dalam situasi Pandemi. Bisa mengendalikan diri, berpikir positif dan melawan amarah akibat stress yang menimpa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun