Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rizieq Shihab Angkat Bicara Terkait Iman Brotoseno, Akankah Dicabut Jabatannya?

30 Mei 2020   13:15 Diperbarui: 30 Mei 2020   13:13 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Penulis yakin akan berkepanjangan kritikan dan masukan buat Dewas untuk mengganti Iman Brotoseno dan Dewas bisa jadi akan tetap pada pendiriannya.

Penulis hanya ingin berpendapat, apakah dengan keputusan kuat Dewas TVRI tersebut, kita yang mengkritik dan mengecam pengangkatan Iman Brotoseno memberikan kesempatan buat Iman Berkarya di TVRI?.

Tak salah juga bila kita izinkan dan lihat sepak terjang Iman sebagai pimpinan TVRI. Apakah nanti ada unsur pornografi dalam tayangannya, maka kita sama-sama melapor ke polisi dan ke DPR untuk memberi sanksi buat Iman.

Itu solusi yang baik juga agar kita tidak ribut-ribut lagi soal ini.

Hanya karena track record dari Iman membuat kita tak mengampuni masa lalu menjadi kontributor majalah Playboy.

Coba sekali-sekali kita lihat dulu sepak terjang Iman di TVRI sebelum kita beri kesimpulan. Atau jangan-jangan, kita tak perlu lagi melihat sepak terjang Iman karena sudah fatal pekerjaannya dahulu sebagai kontributor majalah Playboy.

Ada juga saran lagi, bila semakin banyak yang tidak menghendaki Iman sebagai Dirut TVRI, maka lakukan saja upaya hukum. Bisa membuat gugatan ke PTUN (Pengadilan Tata Usaha Negara) terhadap SK pengangkatan Iman Brotoseno.

Atau bisa juga melakukan rapat dengar pendapat misalnya dengan DPR terhadap keputusan Dewas TVRI, sehingga ada solusi terbaik yang diambil terkait pengangkatan Iman Brotoseno.

Tetapi, harapannya jangan terus menyerang pribadi Iman dan membunuh karakternya. Kasihan juga bila menghakimi beliau terus akibat masa lalu tersebut. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun