Partai Gelora atau Gelombang Rakyat Indonesia mendapat Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM nomor M.HH-11.AH.11.01 Tahun 2020 sebagai badan hukum partai politik, sehingga sah secara hukum Partai Gelora sebagai partai politik di Indonesia.
Sekjen Partai Gelora Indonesia, Mahfuz Sidik mengatakan,"Alhamdullilah, di tengah suasana 10 hari terakhir bulan Ramadhan ini, kami mendapatkan kabar dari Pak Menteri Yasonna H Laoly bahwa SK Menkumham untuk partai Gelora sudah ditandatangani. Insya Allah setelah lebaran, akan dilakukan seremoni penyerahan SK dari Menkumham kepada Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, M. Anis Matta," (dilansir dari Detik.com, 20/5/2020).
Penulis mencermati bahwa arah politik partai Gelora dalam tahap awal masih dalam pembenahan, perekrutan kader dan konsolidasi para kader di bawah seperti Dewan Pimpinan Pusat (DPD), DPC (Dewan Pimpinan Cabang) dan pada tingkat ranting.
Sebagai partai politik baru itulah langkah awal gelora dalam mengarungi dinamika perpolitikan di Indonesia. Tak jarang, partai baru sangat sulit atau terseok-seok nantinya dalam mengarungi pemilu tahun 2024 dikarenakan lawan politik lainnya adalah partai-partai senior seperti PDIP, Golkar, Nasdem, Demokrat, Nasdem, PAN dan PKS.
Sebagai contoh saja, bagaimana PSI, PKPI, Perindo, Garuda dan beberapa lagi sulit untuk mengimbangi suara partai politik besar lainnya. Itu terlihat jelas di pemilu lalu tahun 2019.
Kita sudah tahu bagaimana sulitnya untuk menanjak naik mencuri hati rakyat dan merekrut konstituen karena partai besar dan senior lainnya punya kekuatan kader yang militan di setiap daerah.
Lihatlah juga PDIP yang memiliki kekuatan politik, kader militan dan suara yang banyak seperti di Jawa Tengah dan beberapa daerah lainnya. Alhasil, PDIP menjadi partai pemenang dan tertinggi suara dalam pemilu tahun 2019 lalu dan memiliki anggota DPR terbanyak di parlemen.
Oleh karena itu, arah politik partai Gelora masih sebatas penguatan dan perekrutan kader-kader baru. Begitu juga mendirikan berbagai kantor di cabang dan ranting. Kalau mau berpikir kedepan, partai Gelora setidaknya bisa meramaikan peta perpolitikan kita.Â
Apalagi untuk menggoyang suara partai politik besar lainnya. Maksudnya, bukan tidak mungkin konstituen partai besar dan senior tersebut dapat beralih ke partai Gelora.
Hal itu bisa terwujud bila Gelora punya taktik dan strategi kedepannya. Punya inovasi dan kreativitas dalam mendongkrak elektabilitas mereka.
Setidaknya, partai Gelora bisa menembus parliamentary threshold di pemilu 2024 agar bisa berbicara banyak di pemilu selanjutnya dan bukan tidak mungkin masuk tiga besar bahkan jadi pemenang pada pemilu beberapa tahun kedepan.
Mencari sosok berintegritas
Saran untuk partai Gelora dalam mengarungi peta perpolitikan di Indonesia adalah mencari sosok berintegritas. Sosok berintegritas itu yang dapat membantu Gelora menanjak naik elektabilitasnya di pemilu kedepan.
Untuk saat ini, Gelora menurut penulis masih belum bisa menyaingi partai-partai lainnya. Setidaknya, cari sosok seperti Presiden Jokowi misalnya.
Ya, Presiden Jokowi memiliki peran besar juga membantu suara PDIP di pemilu tahun 2019 dan tahun 2014 semakin naik drastis setelah sebelumnya partai Demokrat sebagai partai pemenang.
Sosok Presiden Jokowi dapat dikatakan memberi dampak positif buat PDIP dan partai pendukung lainnya.Â
Begitulah seharusnya partai Gelora agare cari sosok berintegritas dan populer agar mereka lebih dikenal dan dapat disegani di pemilu-pemilu selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H