Kita tahu bahwa banyak orang yang gampang terpengaruh oleh lingkungannya. Gampang terhasut dan gampang "dibodohi" oleh oknum tertentu. Hal itulah yang membuat kita sulit terbebas dari aksi kejahatan.
Banyak orang bila ditawari hidup mewah, uang, barang dan kebutuhan lainnya akan mau menuruti perintah dari majikan atau bosnya.
Itulah yang terjadi dengan karyawan yang kena PHK dan yang dirumahkan. Pendapat pengamat terorisme tadi sangat jelas dan sangat tepat di tengah Pandemi Covid-19 adalah momen menyenangkan mempengaruhi dan menghasut masyarakat berbuat kejahatan terutama terpapar aksi terorisme.
Pemerintah harus waspada melalui penegak hukum kita, bahwa hal tersebut akan jadi bahaya. Masyarakat yang frustasi bisa melakukan apa saja. Masyarakat yang berkekurangan bisa melakukan apa saja agar bisa hidup.
Pikiran sudah buyar dan kosong sehingga sulit memilah mana yang baik dan benar. Mendengar kabar ini, baiknya pemerintah sigap dalam proses pencegahan dan penindakan.
Keputusasaan, dendam dan frustasi menjadi tiga hal yang bersatu menerobos hati dan pikiran masyarakat, sehingga berani berbuat kekerasan dan kriminalitas.Â
Masyarakat yang resah, gelisah, sedih dan kelaparan dapat menjadi lebih ganas dari sebelumnya. Ibarat binatang buas yang kelaparan, dimana hewan atau makhluk hidup yang ada di sekitarnya bisa diterkam.
Begitulah masyarakat kita saat ini di tengah kesulitan hidup selama Pandemi Covid-19 ini. Patut jadi perhatian dan cari solusi oleh pemerintah. Beri kepastian, edukasi dan bimbingan bagi mereka agar tidak terpapar paham terorisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H