Program Kartu Prakerja yang mendapat banyak kritikan diminta untuk berbenah dalam sistem pemberian pelatihan dan jaminan kepada para pemegang kartu tersebut.
Sudah banyak sekali memang penulis baca keluh kesah para warganet di akun Instagram @Prakerja.go.id mengenai pemberian kartu itu. Belum lagi kritikan dan keluh kesah melalui tulisan di akun Kompasiana ini.
Penulis juga termasuk salah satu didalamnya untuk mengkritik pemberian kartu Prakerja agar lebih baik.
Tujuannya adalah mengkritik dengan santun dan bagus, bukan dengan kekasaran maupun caci maki.
Kembali mengenai kartu Prakerja ini, ada masukan dari Direktur Program Indef, Esther Sri Astuti membandingkan program kartu Prakerja dengan program future work yang dilakukan oleh pemerintah Singapura.
Dilansir dari mediaindonesia.com, 29/4/2020, Â Menurut Esther program kartu Prakerja belum bisa menjadi penghubung atau menjembatani antara orang yang sedang mencari pekerjaan dengan perusahaan yang sedang mencari tenaga kerja.
Apa yang diungkapkan tersebut rasa-rasanya bagus juga diterapkan dalam kartu Prakerja. Memang kartu Prakerja hanya sekedar pelatihan dan pemberian insentif bagi masyarakat yang terdaftar di dalamnya, namun tidak ada kepastian kemana skill yang didapat dalam pelatihan itu akan diaplikasikan.
Berbeda dengan Singapura, dimana pekerja disiapkan untuk langsung bekerja. Para pekerja di Singapura sudah disediakan dengan baik tempat untuk bekerja.
Kalau kartu Prakerja memang tidak demikian. Kita hanya diberi pelatihan dan insentif saja, selanjutnya berdikari sendiri mencari perusahaan yang kita inginkan.
Ini ada salah satu kritikan yang membangun juga. Masukan dari Esther Sri Astuti patut dijadikan pertimbangan oleh pemerintah, karena masyarakat kita masih bingung mencari perusahaan mana yang ingin merekrut pekerja.
Hal itu dikarenakan lapangan pekerjaan minim. Sulit mencari lowongan pada perusahaan-perusahaan tertentu.
Banyak sudah masukan yang diberikan kepada pemerintah soal kartu Prakerja ini. Harusnya itu dijadikan catatan penting dan bisa dibicarakan dalam rapat terbatas kabinet agar kartu Prakerja lebih efektif dan tepat sasaran.
Kita tak bisa membiarkan niat baik pemerintah dalam kartu Prakerja terbuang sia-sia. Kita hanya ingin bagus saja dan rakyat merasa bahagia dengan kartu Prakerja tersebut.
Kesejahteraan rakyat itu penting. Bukan hanya masalah insentif saja yang diharapkan, tetapi masa depan kehidupan jangka panjang itu terpenting juga.
Semoga banyaknya kritikan itu menjadi acuan dari pemerintah semakin lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H