Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Saat Ramai Penolakan Tenaga Medis Pulang ke Rumah, di Sini Warga Bersorak-sorai Memberi Semangat

23 April 2020   19:33 Diperbarui: 23 April 2020   19:28 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kompas/Ferganata Indra Riatmoko

Selama kita menghadapi Pandemi Covid-19 atau Corona, banyak aksi penolakan yang terjadi, baik terhadap pemakaman jenazah positif Covid-19 sekaligus tenaga medis dilarang pulang kerumahnya.

Ya, bukan sesuatu baru lagi bagi kita dengan banyaknya berita hangat penolakan pemakaman jenazah Covid-19. Bukan itu saja, ramai juga penolakan tenaga medis kerumah ataupun ke kos mereka karena masyarakat takut tertular virus Corona.

Disaat ramai penolakan itu, disini ada warga atau masyarakat yang bersorak-sorai, tepuk tangan dan spanduk kertas berisikan kata-kata penyemangat. 

Ketiga hal itu menjadi cara warga Baciro, Yogyakarta untuk menunjukkan dukungan kepada tenaga medis. Dimata warga, tenaga medis merupakan pejuang dalam perang melawan Pandemi Covid-19.

Dilansir dari tulisan Nino Citra Anugrahanto di Kompas, 22/4/2020, Ide penyambutan tenaga medis muncul dari sejumlah warga dari RW 010, Kelurahan Baciro, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Tempat tinggal mereka berbatasan langsung dengan gedung PPSDM Kementerian Dalam Negeri Regional Yogyakarta. 

Gedung itu dipilih pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi tempat tinggal sementara bagi tenaga medis yang mengalami penolakan untuk pulang kerumah mereka atau punya pertimbangan lain untuk tidak pulang kerumahnya selama Pandemi Covid-19.

PUKULAN TELAK

Ini adalah pukulan telak sekaligus pelajaran berharga bagi oknum yang menolak pemakaman jenazah Covid-19 dan bagi yang menolak tenaga medis untuk pulang kerumahnya ataupun kosnya.

Apa yang dilakukan warga Baciro mengajarkan kita bagaimana cara saling menghargai, mencintai dan mengasihi saudara-saudara kita tanpa melihat siapa dia, apa warna kulitnya, apa rasnya, apa golongannya dan apa yang telah diperbuat selama ini.

Pedih, ketika banyak penolakan terjadi. Padahal, sudah banyak edukasi yang beredar bahwa virus Corona tidak menyebar dari udara. Virus Corona tidak akan menyebar dari sosok jenazah. Tapi, masih ada ketakutan berbagai masyarakat soal itu.

Oknum yang menolak itu tak menyadari betapa perjuangan, pengorbanan dan pengabdian para tenaga medis untuk menyelamatkan pasien dari sakratul maut yang mengancam.

Oknum yang menolak itu tidak mengerti betapa lelahnya, sakitnya dan bosannya terus di rumah sakit hanya berhadapan dengan pasien Covid-19. Belum lagi harus memperhatikan pasien penyakit lain.

Semangat, sorak-sorai dan sambutan warga tersebut kiranya membuka mata mereka yang selama ini menolak pemakaman jenazah Covid-19 dan menolak tenaga medis pulang kerumahnya menyadari dan menyesalkan perbuatan mereka.

Semoga mereka menyadari bahwa mereka salah selama ini menolak tenaga medis dan jenazah yang mau dimakamkan.

Dengan penyesalan dan rasa bersalah akan membuat masyarakat lainnya tidak melakukan hal yang sama. Dengan adanya penyesalan akan membuat kita lebih kuat, lebih tegar dan lebih perkasa melawan Pandemi Covid-19 ini.

Ingatlah, bahwa virus Corona tidak akan menyentuh dan masuk ke tubuh bila kita menerapkan social distancing, pakai masker cuci tangan pakai sabun, makan makanan bergizi dan melakukan apa yang dihimbau pemerintah.

Lihatlah masyarakat Baciro yang memberikan kasih tulus yang patut kita apresiasi maupun memberi dua jempol. Lihatlah dukungan masyarakat itu membuat kita ikut memberikan bantuan, harapan dan semangat bagi tenaga medis kita.

Tenaga medis itu adalah pahlawan kesehatan yang patut kita hormati dan cintai sebagaimana pahlawan kemerdekaan Indonesia yang sudah berjuang, kita kenang selalu, kita beri tempat peristirahatan terakhir yang layak. Dan, semangat perjuangan pahlawan kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Harusnya kepada tenaga medis pun kita hargai perjuangan mereka melawan penjajah seperti Pandemi ini. Semoga!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun