Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Lupa, Demam Berdarah Juga Mengancam Kita!

23 April 2020   13:46 Diperbarui: 23 April 2020   13:45 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum beres masalah Covid-19 atau Corona virus, kita pun kini dihadapkan pada penyakit yang berbahaya dan mematikan juga.

Ya, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) kini mengancam  kehidupan. Di beberapa daerah di Indonesia sudah terjangkit penyakit DBD ini, sehingga semua orang tidak lupa untuk melakukan pencegahan.

 Kementerian Kesehatan melaporkan sebaran kematian demam berdarah dengue secara kumulatif hingga 21 April 2020 sebanyak 45.266 kasus. Wilayah dengan kasus tertinggi terjadi di Jawa Barat 6.337 kasus, Nusa Tenggara Timur 4.679 kasus, Lampung 4.074 kasus, Jawa Timur 3.622 kasus, DKI Jakarta 2.288 kasus dan Jawa Tengah 2.176 kasus.

Sementara itu, jika disandingkan dengan Kasus penularan Covid-19, kasus terbanyak juga ditemukan di wilayah dengan kasus DBD yang tinggi. Per 22 April 2020, jumlah kasus Covid-19 tercatat 7.418 Kasus. Kasus terbanyak dilaporkan di DKI Jakarta 3.383 kasus, Jawa Barat 762 kasus, Jawa Timur 638 kasus, Jawa Tengah 479 kasus.

JAGA KEBERSIHAN

Patut pula kita mewaspadai ancaman Covid-19 bersama dengan DBD yang sangat berbahaya. Ketika kita abai, maka kematian akan mengancam tubuh kita.

Sebab itu, kita harus menggunakan pertahanan diri ganda. Maksudnya adalah selain kita rajin cuci tangan pakai sabun maupun hand sanitizer, memakai masker, memakan buah dan sayur serta minum vitamin C serta protokol kesehatan lainnya, kita juga jangan lupa bahaya DBD.

Seluruh masyarakat harus jaga kebersihan agar sarang nyamuk Aedes Aegypti yang merupakan penyebab penyakit DBD tidak bersarang di rumah dan lingkungan sekitar kita.

Saat ini, kita wajib membersihkan rumah dari sarang nyamuk, selain itu memperhatikan dan menanam, maupun membakar sampah kaleng, plastik dan sampah berbahan plastik lainnya yang bisa menjadi tempat nyamuk bertelur dan berkembang biak.

Jangan biarkan sampah itu tergenang air karena itu yang sangat disukai oleh nyamuk. Selain itu, kita juga bisa memakai lotion anti nyamuk ke tangan dan badan agar terhindar dari gigitan nyamuk, terutama anak-anak kita.

Orangtua pun harus aktif memperhatikan anak-anak yang saat libur akibat Pandemi ini senang juga bermain di luar rumah dengan teman-temannya. Ini sangat berbahaya juga. Ketika sedang senang bermain, anak tidak tahu bahwa gigitan Aedes Aegypti sudah menghampiri tubuhnya dan bisa jadi beberapa hari berikutnya anak demam tinggi, badan bercak merah tanda penyakit DBD. 

Orangtua disini harus lebih protektif lagi membebaskan anak-anak bermain di luar rumah, apalagi sekitar rumah banyak sampah dan rawa yang tergenang oleh air.

Oleh karena itu, menjaga kebersihan lingkungan adalah suatu cara yang tepat mencegah penyakit DBD semakin menyebar. Ketika kebersihan itu terjaga, maka alhasil kita akan sehat pula.

Jadi, saat ini seluruh masyarakat sedang dalam guncangan penyakit yang menyerang bertubi-tubi. Data diatas agar mengingatkan untuk waspada bukan hanya terhadap virus Covid-19 atau Corona tetapi juga DBD.

SIGAP TANGGAP

Dalam kajian Gabriel Yan dari National University Health System, Singapura dan tim yang diterbitkan di Jurnal The Lancet (4 Maret 2020) menyebutkan, penyakit Dengue dan virus Korona 2019 (Covid-19) sulit dibedakan. Ini karena dua penyakit tersebut memiliki gejala dan hasil laboratorium mirip. Menurut studi lain, DBD dan Covid-19 bisa juga koinfeksi dan itu bisa menjadi kombinasi mematikan (Kompas, 18/4/2020).

Yang kita tahu memang DBD gejalanya adalah demam tinggi, begitu juga virus Corona demam tinggi gejalanya. Jadi, kita pribadi yang bukan medis atau dokter sulit membedakan, karena itu perlu kewaspadaan ganda tadi.

Bila ada gejala-gejala yang demikian, agar masyarakat cepat membawa ke dokter agar cepat tertangani penyakitnya. Andai kedua penyakit itu menyerang tubuh, tentu sangat berbahaya.

Makanya, seluruh masyarakat cepat tanggap dalam proses pencegahan dan penanganannya. Pemerintah pun tetap menggaungkan kebersihan dan bahaya DBD kepada masyarakat agar masyarakat itu teredukasi dan mengerti.

Untuk di daerah juga, pemerintah daerah setempat memberikan edukasi bahaya dan pencegahan DBD dan Corona sekaligus. Hal itu penting karena masyarakat ada juga yang tidak tahu bahaya dan pencegahan terbaik dari penyakit tersebut.

Selain itu, perlu juga puskesmas maupun rumah sakit setempat menyediakan ruangan maupun dokter yang menangani pasien DBD dan Corona. Itu penting agar nanti ketika ada pasien terpapar virus Corona dan DBD datang ke puskesmas dan rumah sakit setempat, maka penanganan bisa cepat demi menyelamatkan nyawa manusia itu sendiri.

Mari masyarakat memandang bahwa kita sedang dihadapkan pada dua penyakit berbahaya, maka kita sigap tanggap mencegahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun