Bantuan sosial berupa sembako yang diberikan pemerintah kepada warga yang membutuhkan ternyata ada juga yang tidak layak konsumsi.
Kondisi ini sangat memprihatinkan ketika harus butuh makanan, tetapi makanan tak sesuai harapan.
Itulah yang dirasakan sejumlah warga Desa Sukasenang, kecamatan Banyuresmi, kabupaten Garut, Jawa Barat memilih membuang sejumlah pembagian dari Program Bantuan Pangan Nontunai (BPNT). Dalam pembagian itu, warga mengeluhkan karena beberapa barang kondisinya membusuk dan tercium bau tidak sedap hingga dibuang (dilansir dari mediaindonesia.com, 17/4/2020).
Dari kondisi ini menjadi perhatian pihak pemerintah pusat maupun daerah yang gencar membagi-bagikan sembako bagi warga. Sebaiknya dicek dulu kualitas sembakonya apakah layak konsumsi atau tidak.
Selain itu, sembako tidak ditahan lama-lama agar tidak membusuk. Begitu diproduksi kalau bisa langsung dibagikan ke warga. Bahan pangan yang masih segar itulah yang dibagikan kepada warga. Hal itu demi menjamin tingkat mutu sembako.
UNTUK KESEHATAN
Nah, jika bahan pangan yang dibagikan itu tidak layak konsumsi, maka yang terjadi  bisa mengganggu kesehatan warga. Dan, warga bisa mati kelaparan akibat tidak adanya bahan makanan yang layak di rumah, sehingga semakin menderitalah warga di tengah Pandemi ini.
Jadi, sudah selayaknya kesehatan warga diperhatikan. Juru Bicara Gugus Tugas percepatan penanganan Covid-19 pun, Achmad Yurianto mengatakan bahwa masyarakat harus makan makanan yang bergizi, minum vitamin C, makan buah-buahan dan lainnya agar mencegah masuknya virus Corona ke dalam tubuh.
Dengan adanya pernyataan itupun, sudah selayaknya pemerintah pusat, daerah maupun para donatur yang baik melihat kualitas bahan makanan yang dibagikan.
Diharapkan beras, sayur-sayuran maupun buah-buahan yang dibagikan layak konsumsi. Itu saja sudah cukup membantu warga dalam proses menyambung hidup.
Asupan makanan harus diperhatikan agar kesehatan warga terjamin selama Pandemi ini. Semua itu diharapkan peran pemerintah sebagai otoritas di negeri ini dalam mencukupi kebutuhan warganya yang membutuhkan.