Masa-masa sulit kita saat Pandemi Covid-19 ini, bukan hanya dari sisi ekonomi, kesehatan, tetapi sangatlah banyak. Masalah tak kunjung berhenti, kali ini datang dari akal pikiran kita.
Dalam hal ini, saya ingin menyorot pemberitaan mengenai aksi tawuran di DKI Jakarta pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB yang sudah berjalan beberapa hari ini di Jakarta.
Aneh bin ajaib ketika di masa sulit begini masih saja melakukan kekacauan, keributan dan keonaran.
Dilansir dari mediaindonesia.com, 18/4/2020,  Tim Pemburu Preman Polres Metro Jakarta Barat membubarkan sekelompok pemuda yang terlibat tawuran (18/4) dinihari. Tawuran itu terjadi di Banjir Kanal Barat, Palmeran.
KEKACAUAN AKAL PIKIRAN
Bagi saya, kurang kerjaan sejumlah pemuda tersebut berbuat keonaran, kejahatan di tengah Pandemi Covid-19 ini. Tidak ada lagi simpati dan empati di sejumlah pemuda tersebut di tengah Pandemi Covid-19 ini.
Disaat sulit seperti ini, banyak yang kehilangan pekerjaan dan pendapatan serta banyak juga yang bersedih akibat sanak keluarga meninggal dunia, malah dimanfaatkan membuat onar ataupun tawuran.
Disinilah saya menyebutkan kekacauan akal pikiran dari sejumlah pemuda tersebut. Sepertinya mereka tidak memikirkan nasib bangsa saat ini. Tidak lagi menyayangi keluarga dan dirinya sendiri dengan membuat onar atau tawuran.
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia adalah makhluk sempurna. Kita diberi akal pikiran untuk bisa membedah mana yang baik dan buruk. Manusia adalah makhluk yang lebih tinggi dari "hewan" dikarenakan akal pikiran tadi diberi Tuhan.
Karena itu, harusnya terlihat perbedaan kita dari makhluk lainnya. Harus terlihat kecerdasan dan akal pikiran yang jernih dari kita.
Bukan seperti oknum pemuda yang melakukan tawuran itu. Oknum itu sudah mengganggu kondusifitas kita di masa Pandemi Covid-19 ini. Itu sungguh keterlaluan.