Perhatian pemerintah saya dan kita lihat sepertinya tidak setengah hati dalam penanganan Pandemi Covid-19 atau Coronavirus yang sampai saat ini masih menjadi lawan kita.
Hal itu jelas ketika dibentuk Gugus Tugas percepatan penanganan Covid-19, meskipun tidak terbilang cepat dibentuk, penerapan social distancing, pemberian Alat Pelindung Diri atau APD serta bantuan sosial kepada masyarakat terdampak Pandemi Covid-19 ini.
Itu sudah menjadi contoh perhatian dari pemerintah saat ini yang patut kita apresiasi.
Sangat tidak beralasan ketika Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mengirim surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo (13/4/2020).
Dilansir dari Kompas.com, 14/4/2020, surat yang ditandatangani Koordinator Pusat Aliansi BEM SI Remy Hastian Putra Muhammad Puhi menyatakan mahasiswa akan bergerak bersama rakyat jika nyawa rakyat tak diutamakan dalam penanganan Covid-19.
TIDAK SEHARUSNYA
Membaca pernyataan dalam surat tersebut, saya langsung berpikir suratnya terlalu tendensius.Â
Maksudnya adalah seakan-akan pemerintah tidak memperhatikan nyawa masyarakatnya, padahal sekitar satu bulan ini kita lihat bagaimana pemerintah mendata pasien positif Covid-19, yang meninggal dan sembuh.
Bukan itu saja disediakan Wisma Atlet di Jakarta sebagai tempat perawatan pasien terinfeksi positif Covid-19 bahkan di beberapa daerah pun ada.
Bukan itu saja, Alat Pelindung Diri pun disediakan pemerintah bersama bantuan sosial yang diberikan masyarakat sampai milyaran rupiah dan sampai saat ini masih ada penggalangan dana untuk membantu para medis dengan menyediakan APD buat mereka.
Ditambah lagi, bantuan sosial yang sudah kita lihat jelas dibagikan kepada masyarakat miskin dan terdampak Pandemi ini.Â
