Di malam tahun baru ini adalah malam dimana kemeriahan menatap tahun baru 2020 akan kita lihat. Di malam ini akan banyak pesta kembang api dan seruan terompet berkumandang di setiap daerah di Indonesia.
Namun, ada yang memiriskan ketika penjual atau pedagang terompet harus menjerit dan menangis ketika dagangan terompet mereka menjadi tak laku karena adanya isu terompet "haram".
Dilansir dari CNN Indonesia.com, 31/12/2019, Raut wajah Sapardi penjual terompet tampak lesu meratapi barang dagangannya. Berbeda dari tahun sebelumnya, kali ini dia terlihat berjualan seorang diri. Padahal tahun sebelumnya lebih dari 10 penjual temannya berada di tempat yang sama.
Ia merasa gerakan "sunyikan tahun baru" yang diusung beberapa pihak menjadi alasan minimnya tingkat pembelian terompet.
Begitu heran
Sangat mengherankan ketika isu itu dimainkan oleh oknum tertentu, sehingga merugikan orang lain. Entah apa yang membuat membeli maupun memainkan terompet menjadi "haram". Saya dan kita mungkin tak mengerti.
Apa salah dari terompet? Bukankah dari terompet akan menciptakan sebuah kemeriahan dari sebuah acara? Dia acara ulang tahun pun sering dipakai terompet.
Karena isu itu pedagang atau penjual terompet menjadi menjerit karena dagangan tidak laku. Bukankah kita senang kalau di momen malam tahun baru semua orang bergembira menyambut datangnya tahun baru?
Menjual terompet dapat membantu perekonomian rakyat yang terpuruk, tetapi karena ulah oknum tertentu semuanya jadi hancur.
Banyak pedagang yang menjerit karena dagangan tak laku. Apakah oknum itu senang melihat ini?
Bukankah kita menginginkan negara ini baik dengan tingkat kesejahteraan juga membaik? Akan tetapi, mengapa isu "haram" dilemparkan begitu saja.Â