Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Nelayan Asing Masuk Laut Indonesia, Bagaimana Ini Pak Edhy Prabowo?

30 Desember 2019   23:03 Diperbarui: 30 Desember 2019   23:23 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Sejumlah nelayan asing pelaku Ilegal fishing di perairan Natuna beberapa waktu lalu, ANTARA FOTO

Kedaulatan laut Indonesia saat ini sedang dimasuki banyak nelayan asing untuk mencuri ikan dari teritorial laut kita. Tentu kondisi ini sangat memperihatinkan dan sekaligus menyebalkan.

Entah apa yang membuat nelayan asing tersebut berani masuk ke teritorial laut kita, apakah karena pergantian pimpinan di Kementerian Kelautan dan Perikanan dan penegakan hukum atas kedaulatan laut Indonesia tidak tegas lagi?. Ini jadi pertanyaan yang harus dijawab Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia.

Baru saja saya menonton siaran berita televisi yaitu Metro TV bahwa di Perairan Natuna ada beberapa kapal nelayan asing asal Vietnam dan Tiongkok masuk ke perairan kita untuk mencuri ikan. Diberitakan bahwa mereka memasang pukat harimau, padahal setahu saya pukat harimau dilarang dipakai nelayan karena akan merusak biota laut.

Terlihat jelas adanya video rekaman yang menunjukkan kapal nelayan asing masuk teritorial laut kita, ada yang memakai kapal terbuat dari kayu dan ada kapal besar. 

Melihat itu, sontak hati saya panas dan geram serta bertanya-tanya, "kok bisa begini". " Kok hebat sekali nelayan asing masuk ke area kedaulatan laut Indonesia?. Bukankah kita memiliki kedaulatan penuh atas laut kita sendiri?.

Sepintas saya juga berkata kepada orangtua yang sama menonton berita tersebut, mengapa ya sepeninggalan Bu Susi Pudjiastuti membuat nelayan asing sesukanya masuk ke teritorial kita?. Dimana katanya Indonesia yang berdaulat, adil dan makmur?. Apakah dibiarkan hal ini terus terjadi?. 

Kita harus marah dan harus beringas dengan kabar ini. Siapapun negaranya kalau sudah merusak citra sebuah negara harus segera dilawan. Namanya kedaulatan harus dihormati dan dihargai. Jangan sampai menganggap remeh sebuah negara.

Untuk Pak Edhy Prabowo

Untuk Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo agar lebih sigap dan tegas terhadap berita ini. Saya heran ketika disiarkan juga pernyataan dari Sekjen KKP bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan tidak sedikitpun mengendurkan penegakan hukum dan keamanan laut Indonesia.

Jadi, kalau tidak dikendurkan, mengapa masih masuk aja tuh kapal nelayan asing?. Sudahlah, mari kita berterimakasih kepada media yang sigap menyorot dan memberitakan hal ini, sehingga masyarakat Indonesia dan pemerintah melihat bahwa ada masalah di Teritorial Laut kita.

Pak Edhy Prabowo, ayo dong hajar semua kapal nelayan asing yang masuk laut kita. Jangan kasih ampun!. Enak saja kedaulatan laut kita dimasuki begitu saja. Indonesia ini negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur sebagaimana kita mengharapkan itu.

Jadi, buat nelayan asing itu takut masuk ke teritorial laut kita. Apa yang dilakukan Bu Susi di pemerintahan sebelumnya sebaiknya terus dilakukan. Kalau memang lebih tegas penenggelaman kapal daripada dihibahkan kapal nelayan asing itu, ya bagi kita, tenggelamkan  saja kapal asing itu.

Kalau sudah ada pemberitaan seperti ini, ayo dong Menteri Kelautan dan Perikanan semakin tegas dan jangan kasih ampun kapal asing masuk teritorial laut Indonesia dan mencuri ikan kita.

Nelayan kita butuh ikan agar dijual demi meningkatkan perekonomian mereka. Jika dicuri nelayan asing, maka nelayan kita yang rugi.

Semoga dengan adanya pemberitaan ini membuat Pak Edhy Prabowo benar-benar marah dan geram, sehingga semakin tegas dan berkolaborasi dengan Badan Keamanan Laut Indonesia menindak tegas nelayan asing masuk teritorial laut Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun