Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Natal sebagai Lahirnya Yesus dalam Kehidupan Kita

25 Desember 2019   19:00 Diperbarui: 25 Desember 2019   19:03 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Merdeka.com

Natal yang hari ini kita rayakan umat Kristiani memiliki arti yang mendalam. Karena memiliki arti itulah, maka nilai-nilai Natal dapat diterapkan dalam kehidupan.

Natal bukan hanya sekedar pernak pernik, pergi ke gereja dan bersukacita bersama keluarga, tetapi Natal harus dipikirkan bahwa Yesus hadir dalam pikiran kita.

Pantas kita merenungkan kata-kata seorang mistikus besar yang bernama Meister Eckhart yang menuliskan tentang Natal:

"Pada pesta Natal kita merayakan kelahiran kekal, dimana Allah Bapa yang kekal dan akan senantiasa kekal, lahir di dalam waktu dan dalam sifat-sifat manusiawi. Santo Agustinus mengatakan bahwa kelahiran tersebut terus menerus terjadi. Kita selayaknya bertanya pada diri kita masing-masing: jika kelahiran itu tidak terjadi di dalam diri saya, apa gunanya kelahiran Tuhan tersebut? Yang paling penting adalah kelahiran Tuhan harus terjadi dalam diri saya".

Apa arti kehadiran Tuhan?

Memperkuat pernyataan diatas, bahwa kelahiran Tuhan terjadi dalam diri saya ketika saya pribadi mencintai sesama yang berbeda agama, suku, ras dan antargolongan.

Mereka yang berbeda itu tidak pernah terganggu oleh saya dan saya juga tidak pernah terganggu oleh mereka. Disitu ada semangat keberagaman yang kita jaga sebagai bukti lahirnya Yesus sebagai pembawa damai sukacita bagi manusia.

Selanjutnya, saya juga menolak paham-paham radikalisme yang coba merasuki pikiran dan tidak pernah ikut didalamnya. Begitu juga ujaran kebencian dan hoaks pun haruslah berani kita tolak dan tidak ikut-ikutan mengenai itu agar negara kita ini tetap damai dan penuh sukacita.

Keempat hal itu yakni intoleransi, paham radikalisme, ujaran kebencian maupun hoaks yang menjadi tantangan hidup kita saat ini.

Kasus-kasus itulah yang saat ini merasuki kehidupan kita. Caranya mencegahnya adalah berani menolak dan menyingkirkan hal tersebut di dalam diri kita. Jangan mau terpengaruh dan terperosok di dalamnya.

Yakinkan bahwa Yesus telah lahir dalam kehidupan, hati dan pikiran kita, maka semuanya akan tertolak dan kita tidak terhasut ke dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun