Kasus Jiwasraya sampai saat ini masih jadi perbincangan. Hangat sekali tudingan-tudingan tak berdasar. Apa yang pernah dikatakan Pak Jokowi bahwa kasus Jiwasraya sudah terjadi di pemerintahan sebelumnya berbuntut panjang sepertinya.
Anehnya, ada pihak "baper" dengan pernyataan Pak Jokowi, padahal sebenarnya pernyataan itu menegaskan memang sudah ada masalah sebelumnya bukan menuduh pihak tertentu.
Nah, kali ini politisi Demokrat Andi Arief langsung menunjuk hidung pihak tertentu.
Dilansir dari CNN Indonesia.com, 23/12/2019, kicauan Andi Arief di Twitter ' Tak usah muter2 dan berpolitik dalam selesaikan kasus jiwasrayagate. Selesaikan dengan jujur. Ada yang diduga pelaku yang ditarik jadi orang penting di staf presiden. Menurut BPK ada yang diduga perusahaan yang ditempatkan sahamnya oleh Jiwasraya dan pemiliknya Menteri BUMN.
Kicauan seperti ini sebenarnya tidak baik buat informasi publik. Apalagi dibuat di medsos yang akan dibaca netizen dan membuat tuduhan-tuduhan yang tidak benar. Netizen saat ini sangat kritis tapi kasar. Tuduhannya bisa menyebar ke banyak pihak.
Sebab itu, tak semestinya tudingan dibuat di media sosial. Perlu penyelidikan khusus dari tudingan atau dugaan Andi Arief tersebut.
Andi Arief tidak bisa berujar demikian karena dampaknya sangat buruk buat sistem politik kita dan edukasi politik masyarakat.
Sebagai politisi, seharusnya hal tersebut tidak dilakukan. Itu berimbas pada tuduhan dan menunjuk hidung seseorang. Tidak seperti apa yang dinyatakan Pak Jokowi waktu lalu.
Kalau sudah dihunjuk pihak tertentu terkait Jiwasraya, maka sebaiknya penegak hukum untuk mengusutnya agar tidak jadi gosipan publik.
Perlu kepastian terhadap kasus tersebut agar tidak semakin besar dan semakin besar lagi. Yang terdampak adalah Menteri BUMN itu sendiri dengan tuduhan-tuduhan oknum tertentu.
Untung saja, Pak Erick Thohir tidak baper soal tuduhan atau tudingan Andi Arief tersebut. Beliau sudah tidak etis menyatakan kasus Jiwasraya dengan mengkaitkan dengan Menteri BUMN.
Politisi yang baik tidak demikian. Harus bisa bicara tidak langsung menuduh pihak tertentu tanpa ada bukti yang valid dan kuat hanya berdasarkan asumsi maupun opini saja.
Kasihan sekali Menteri BUMN kita yang akan diserang netizen terutama akibat cuitan Andi Arief di Twitter. Dan akibat tuduhan menerima uang sampai Rp. 100 miliar sampai Rp. 200 miliar.
Kalau seperti ini kasus Jiwasraya tidak selesai-selesai. Yang terjadi kita hanya ribut soal tuduhan-tuduhan tanpa ada pengusutan dan pembuktian. Kita hanya sibuk baper-baperan tanpa bekerja dan menyelamatkan Jiwasraya. Semoga tidak demikian. Pemerintah berhak menyelesaikannya, mengusut dan membersihkan nama-nama yang tidak terlibat tapi dituduh atau dituding.