Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

PNS Itu Menggiurkan, Saya Juga Tergiur

12 November 2019   21:19 Diperbarui: 12 November 2019   21:22 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kompas.com/RADITYA HELABUMI

Perekrutan CPNS tahun 2019 sudah dibuka pada tanggal 11 November kemarin. Tentu ini kabar gembira bagi setiap masyarakat, apalagi individu yang ingin menjadi PNS. Akan tetapi, tentu sulit untuk meraihnya, sebab banyak yang ikut mendaftar dan ingin menjadi CPNS.

Kita harus bertarung habis-habisan agar menjadi Pegawai Negeri Sipil. Patutlah memang CPNS setiap dilaksanakan selalu menggiurkan. Membuka lebar mata masyarakat ingin sebagai pegawai negara, karena gajinya lumayan, ada tunjangan, masa pensiun terjamin dan kesehatan pegawai juga terjamin.

Wajar sangat wajar sih banyak yang tergiur dan saya juga teman-teman semuanya, terlepas dari perspektif buruk terhadap pegawai negeri kita.

Kehidupan terjamin

Dalam benak saya dan kita memang menjadi PNS itu hidup terjamin. Kita sudah tahulah hidup ini diperhatikan negara kalau menjadi PNS. Pertanyaannya, apakah tidak jadi PNS, tidak diperhatikan negara?

Jawab sendiri saja ya, melihat situasi kita saat ini, dimana rencana tarif BPJS kesehatan yang mau naik, belum lagi lapangan pekerjaan minim, harga sembako pun masih sering naik dan banyak lagi pokoknya.

Oleh karena itu, wajar sih berduyun-duyun masyarakat Indonesia ingin jadi PNS. Saya saja ingin sekali jadi PNS meski gagal terus. Sedih!.

Bagi saya, yang mampu mengimbangi atau melebihi kenikmatan sebagai seorang PNS adalah menjadi wirausahawan. Ya, menjadi wirausahawan atau pengusaha memang nikmat. Lihat saja para pengusaha yang ada, rumahnya rata-rata gedong, mobilnya ratusan bahkan miliaran dan banyak lagi kenikmatan lainnya. 

Memang ada juga sih pengusaha yang biasa saja, tapi kita berkaca pada pengusaha pada umumnya.

Menjadi pengusaha memang menjamin kehidupan juga, cuma harus ada modal dan bakat serta kreativitas. Kalau tidak, susah juga.

Selain dari itu, saya rasa pekerjaan selain dari PNS dan pengusaha emang tidak menggiurkan. Kalau jadi karyawan juga bagus, kalau memang karir kita sudah semakin menanjak, jabatan di perusahaan sudah bagus. Nah, kalau karyawan biasa?. Masih menyedihkan sih, karena masih ada sistem outsourcing atau karyawan kontrak. Habis kontrak, ya sudah banyak yang jadi menganggur. Sedih.

Kalau umur sudah semakin tua, sudahlah, tidak ada jaminan hidup saat pensiun nanti. Sedih.

Jadi, saya mengatakan PNS khususnya emang menggiurkan. Layaklah bila jutaan orang cita-citanya mau jadi PNS ya.

Kalau jadi penulis gimana?. Ah, itu lagi, saya sudah 3 tahun jadi penulis, apalagi penulis lepas dari koran ke koran, penulis online, oh menyedihkan.

Saya banyak diremehkan, ya karena mungkin gaji saya tidak menggiurkan. Hanya cukup-cukup diri sendiri saja sepertinya. Bahkan, orangtua saya melarang saya jadi penulis, sedih. 

Penulis buku pun sama saja sepertinya, karena ada tulisan dari teman sesama penulis saya, pajak buku mahal cuy. Belum lagi, harga kertas tinggi. Lihatlah, harga koran naik dan halaman beritanya dikurangi. Bahkan, banyak media cetak koran saat ini tutup. Sedih.

Dari kesemuanya itu, layak bila PNS memang menggiurkan. PNS adalah idaman para lelaki dan wanita masa kini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun