Ternyata aksi demonstrasi yang terjadi di negeri kita tak ada habisnya. Ibarat istilah "mati satu, tumbuh seribu". Maksud saya adalah setelah mahasiswa berdemo, sekarang pelajar juga berdemo. Akan tetapi, tujuan pelajar berdemo dan anarkis apa?.
Sejauh ini, saya belum mendapat tuntutan pelajar mengenai demonstrasi yang mereka lakukan. Berbeda dengan mahasiswa yang menyatakan 7 tuntutan mereka, salah satunya adalah mengenai revisi UU KPK, RKUHP, RUU pemasyarakatan, pertanahan dan lainnya.
Nah, pelajar tuntutannya apa?. Saya tak mengerti. Apalagi sampai anarkis pakai baju atau seragam sekolah. Kalau begini akan ada pikiran negatif bahwa ada yang "menunggangi" demo pelajar hari ini.
Massa pelajar tak tahu apa tuntutan mereka. Apakah pelajar hanya ikut-ikutan saja?. Saya juga tak mengerti.
Sesuai berita dari cnnindonesia.com,25/9/2019, bahwa massa dikawasan Slipi, Petamburan melempari aparat kepolisian dengan macam benda dan petasan. Massa juga merusak rambu-rambu lalulintas, halte Transjakarta dan lainnya.
Ini sungguh sangat anarkis. Seorang pelajar memang masih dipertanyakan juga tingkat kedewasaan dalam berdemonstrasi. Apakah massa pelajar itu mengerti demonstrasi secara santun, aman dan nyaman?. Kalau mahasiswa saya meyakini mereka sudah diajarkan mengenai demonstrasi yang baik oleh dosennya. Saya juga yakin aksi anarkis oleh massa mahasiswa kemarin, bukanlah dari oknum mahasiswa terpelajar, tetapi orang di luar mahasiswa, sebagaimana salah seorang Presiden mahasiswa dalam ILC kemarin mengatakan bukan mereka yang anarkis.
Oleh karena itu, massa pelajar yang anarkis sangat membahayakan situasi. Massa pelajar masih dipertanyakan apa tuntutan mereka kepada DPR yang terhormat.
Sebaiknya, massa pelajar ini diharapkan pulang ke rumah dan jangan mau ikut-ikutan. Jangan mau berbuat anarkis karena itu merugikan kita saja. Sangat disayangkan tindakan pelajar ini yang melempari petasan kepada aparat.
Sangat ditakutkan mereka "ditunggangi". Tuntutannya belum jelas, tidak seperti mahasiswa yang jelas tuntutannya.
Semoga segera bisa dikondusifkan situasi di Jakarta ini. Semoga esok hari semua aman-aman saja. Terlebih tuntutan mahasiswa dijawab, dibaca dan dicantumkan dalam RUU yang ditunda. Itu harapan kita bersama.
Semoga pula kekritisan berpikir kita tidak membawa pada kerugian bagi diri sendiri. Mari berdemokrasi dan berdemonstrasi dengan baik serta wakil rakyat kita mendengar aspirasi masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H